Rabu, 12 Agustus 2009

Benarkah, INDONESIA merupakan HABITAT yang subur untuk para TERORIST?

Kelihatannya sih demikian; itulah sebabnya Boss-boss Terorist-terorist yang orang Malaysia itu mengapa mereka tidak berjihad di Malaysia atau Singapore yang menjadi jiran dekatnya saja, lalu memilih "berjihad" dan melakukan pengeboman di Jakarta - Jawa, Bali, Sulawesi, Maluku dll.

Itulah tugas MUI dan DEPAG, yang seharusnya membina dan mengayomi semua aliran keagamaan dan aliran kepercayaan yang ada dan hidup di Negara RI, termasuk yang dinamakan golongan minoritasnya, agar dapat hidup bersama, berdampingan dalam masyarakat yang Bhinneka Tunggal Ika, untuk saling hormat-menghormati bilamana ada keperbedaannya, selama mereka ini, masing-masing tidak mengganggu atau merugikan pihak yang lainnya dengan cara melanggar hukum dan undang-undang yang berlaku. Adalah tidak seyogianya bagi MUI untuk membuat fatwa-fatwa yang dapat meresahkan hati orang-orang, yang membuat orang-orang dari aliran apa pun atau golongan Mainstream merasa sudah menjadi orang yang paling benar, sehingga merasa diperbolehkan untuk berjihad melawan golongan minoritas yang tidak mereka sukai; karena dalam soal keimanan dan kepercayaan itu hanyalah Allah SWT. yang paling mengetahui. Hanya Tuhan-lah yang mengetahui hati, keimanan dari seorang manusia ……… Maka janganlah Ulama, kiyai dan ustadz membuat masyarakat bangsa Indonesia ini menjadi HABITAT yang subur bagi para terrorist yang mengatasnamakan agama atau sesuatu aliran agama.

Dan untuk membuat para perusuh dan para terrorist itu kapok dan jera, maka pihak aparat Kepolisian, Kejaksaan dan aparat Pemerintahan jangan sekali-sekali memberi hati dan mentolerir kepada para perusuh dan para pembuat onar kerusakan, pembakaran dan tindakan yang merugikan masyarakat. Aparat di Malaysia dan Singapore nampaknya selalu mengambil tindakan tegas kepada para pembuat onar dan kerusuhan atau pengrusakan, itulah sebabnya terrorist ini tidak dapat berkembang dengan subur di Negara jiran di sana.

Oleh karena itu, ulama, kiyai, ustadz dan aparat yang tidak bekerja sesuai aturan dan kondisi yang tepat, dapat dikatakan menjadikan bangsa ini sebagai lahan habitat yang subur bagi para terrorist, bahkan bukan tidak mungkin, jika ada yang menuduh, jangan-jangan oknum dimaksud ini memang sudah termasuk dalam jaringan terrorist itu sendiri!

Tambahan lagi, dengan susahnya hidup dan keberhidupan di Indonesia, maksudnya ialah bahwa dengan sulitnya mencari pekerjaan di si ini, dan sudah dapat kerjaan pun gajinya tidak memadai untuk memenuhi biaya hidup; sudah bekerja keras dan sampai harus pulang malam hari pun masih juga tidak memadai, ditambah dengan biaya transportasi yang dirasakan tinggi dibanding dengan income, yah karena harga BBM dan listrik serta biaya pendidikan anak-anak pun tidak juga murah (gratis), itulah yang menambah-menambah jumlah terrorist di sini; mereka siap berjihad dan bunuh diri, karena merasa frustasi dengan keadaan yang mereka hadapi. Itulah mengapa Republik ini menjadi habitat yang subur bagi para terorist yang mengatasnamakan jihad; hal yang begitu tidak nampak secara menyolok di Negara jiran Malaysia, apalagi Singapore. Inilah tugas para Menteri-menteri RI terkait untuk bekerja lebih keras lagi dalam membuat Negara dan Bangsa ini makmur dan sejahtera.

Semoga Allah Maha Kuasa menolong dan melindungi Negara dan Bangsa Indonesia; insya Allah.



Mersela, 10 Agustus 2009.