Kamis, 16 September 2010

Doa-doa Lengkap Qurani, Hadiths

Sangatlah penting untuk senantiasa memanjatkan doa kepada Allah Taala, memohon agar Dia berkenan memandangi kita dengan pandangan karunia-Nya, memudahkan kita untuk memperoleh keridhaan-Nya, dan juga untuk meraup berbagai rahmat Ilahi.
Doa-doa ini disajikan berdasarkan tafsir doa-doa tersebut di dalam Al Quran.
Allah Taala memfirmankan]:
(1) رَبِّ اَوْزِعْنِىْۤ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِىْۤ اَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلٰى وَالِدَىَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰٮهُ وَاَصْلِحْ لِىْ فِىْ ذُرِّيَّتِىْ ؕۚ اِنِّىْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّىْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
...Wahai Tuhanku, limpahkanlah taufik kepadaku supaya aku dapat bersyukur atas nikmat Engkau yang Engkau telah anugerahkan kepadaku dan kepada orang tuaku, dan supaya aku dapat beramal shalih yang Engkau meridhainya dan perbaikilah bagiku dalam keturunanku. Sesungguhnya, aku kembali kepada Engkau, dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.’ (Q.S. 46 / Al Ahqaf : 16)

Dan dengan sedikit variasi, doa ini pun diajarkan lagi di dalam Surah Al Naml [yakni, dengan penambahan beberapa perkataan yang mustajab]:
(2) وَاَدْخِلْنِىْ بِرَحْمَتِكَ فِىْ عِبَادِكَ الصّٰلِحِيْنَ
‘…dan masukkanlah aku dengan rahmat Engkau di antara hamba-hamba Engkau yang shalih.’ (Q.S. 27 / An Naml : 20).
[Adapun bunyi doa itu selengkapnya adalah sebagai berikut]:
رَبِّ اَوْزِعْنِىْۤ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِىْۤ اَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلٰى وَالِدَىَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًـا تَرْضٰٮهُ وَاَدْخِلْنِىْ بِرَحْمَتِكَ فِىْ عِبَادِكَ الصّٰلِحِيْنَ‏

Allah Taala telah memerintahkan manusia untuk memuliakan orang tuanya, terutama ibu, yang telah bersusah payah mengandungnya, kemudian melahirkannya dengan penuh kesakitan, lalu menumbuh-kembangkannya selama tak kurang dari 30 (tiga puluh) minggu pertama.
Lalu, manakala orang yang shalih telah dewasa lahir batin, ia pun akan senantiasa berdoa agar dimudahkan untuk selalu bersyukur, untuk senantiasa dapat beramal shalih yang dapat mendatangkan keridhaan Ilahi, [dan juga mengarunianinya dengan anak keturunan yang shalih dan menyejukkan mata. Tak mengandalkan mereka, karena setiap kali aku membutuhkan sesuatu, aku memohon kepadamu Ya Allah. Aku adalah termasuk orang-orang yang menyerahkan lehernya hanya kepada Engkau, tidak kepada pihak lain].
[Kemudian, Allah Taala mengajarkan doa].
(3) رَبَّنَا هَبْ لَـنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا
Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami dari istri-istri kami dan anak keturunan kami yang menjadi penyejuk mata kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang muttaqin.’ (Q.S. 25 / Al Furqan : 75).
Mukminin haqiqi senantiasa berdoa seperti itu [yakni: Ya Tuhan kami, dari istri kami dan anak keturunan kami, anugerahilah penyejuk mata kami. Jadikanlah mereka orang-orang yang muttaqi, padamana kami menjadi pemimpin mereka, sehingga kami pun harus menjadi contoh yang baik bagi mereka.
Dengan cara demikianlah rumah mereka mampu menarik berbagai karunia Ilahi, termasuk semua penghuni di dalamnya. Kemudian, Allah Taala pun mengajari kita doa ini]:
(4) رَبَّنَآ اٰتِنَا فِىْ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِىْ الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَابَ النَّارِ‏
Ya Tuhan kami, berilah kami segala yang baik di dunia dan segala yang baik di akhirat; dan hindarkanlah kami dari azab Api.’ (Q.S. 2 / Al Baqarah : 202).
Semakin luas jangkauan kontak duniawi seorang mukmin, semakin tinggi pula derajatnya, ini disebabkan cara berpikir mereka yang jaiz. Yakni, meskipun mereka mempunyai realita tujuan duniawi yang diinginkannya, namun untuk suatu tujuan mengkhidmati agamanya.
Seumpama orang yang bersafar jauh, tentulah ia akan menyiapkan segala sesuatunya, namun tujuan utamanya adalah selamat sentosa sampai di tujuan.
Di dalam doa ini, perkataan dunya ditempatkan lebih dulu, yang maksudnya ialah untuk dapat dijadikan sarana memperoleh segala yang baik di Akhirat nanti.
Yakni, dunya yang diperoleh dengan cara-cara yang patut dan mensejahterakan lahir dan batin. Yang mengindahkan norma-norma yang baik, yang memudahkan kita untuk melaksanakan kewajiban haququllah maupun haququl-ibad.
Kemudian doa ini:
(5) رَبِّ اغْفِرْ لِىْ وَلِاَخِىْ وَ اَدْخِلْنَا فِىْ رَحْمَتِكَ‌ۖ وَاَنْتَ اَرْحَمُ الرّٰحِمِيْنَ
Ya Tuhan-ku, ampunilah diriku dan saudaraku dan masukkkanlah kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkaulah Yang Maha Penyayang di antara segala penyayang.’ (Q.S. 7 / Al Araf : 152).

(6) رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَاِسْرَافَنَا فِىْۤ اَمْرِنَا وَ ثَبِّتْ اَقْدَامَنَا وَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ
Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami, dan perbuatan kami yang berlebih-lebihan dan teguhkanlah langkah-langkah kami dan tolonglah kami terhadap kaum kafirin.’ (Q.S. 3 / Al Imran : 148).

(7) اَنْتَ وَلِيُّنَا فَاغْفِرْ لَـنَا وَارْحَمْنَا‌ وَاَنْتَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ‏
…Engkaulah Pelindung kami. Maka ampunilah kami dan kasihanilah kami karena Engkaulah yang sebaik-baik di antara pengampun.’ (Q.S. 7 / Al Araf : 156).
(8) وَاكْتُبْ لَـنَا فِىْ هٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِىْ الْاٰخِرَةِ اِنَّا هُدْنَاۤ اِلَيْكَ
Dan tuliskanlah bagi kami kebaikan di dunia ini dan di akhirat. Sesungguhnya kami telah mendapat petunjuk untuk kembali kepada Engkau.’(Q.S. 7 / Al Araf : 157).
(9) رَبِّ اجْعَلْنِىْ مُقِيْمَ الصَّلٰوةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِىْ‌‌ۖ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ
Ya Tuhan ku, jadikanlah aku orang yang tetap mendirikan Salat, dan juga dari keturunanku. Ya Tuhan ku ! Karuniailah kami dengan rahmat Engkau, dan kabulkanlah doaku. (Q.S. 14 / Ibrahim : 41).

(10) رَبَّنَا اغْفِرْ لِىْ وَلـِوَالِدَىَّ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ الْحِسَابُ
‘Ya Tuhan kami, ampunilah aku dan kedua orang tuaku dan orang-orang Mukmin pada Hari diadakannya Hisab.’ (Q.S. 14 / Ibrahim : 42).

(11) وَالَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَـنَّمَ‌ۖ اِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا
اِنَّهَا سَآءَتْ مُسْتَقَرًّا وَّمُقَامًا
Ya Tuhan kami, jauhkanlah dari kami azab Jahannam; karena sesungguhnya azab tersebut adalah kebinasaan yang besar. Sesungguhnya Jahannam tersebut adalah seburuk-buruknya tempat tinggal sementara dan tempat tinggal tetap.’ (Q.S. 25 / Al Furqan : 66-67).

(12) رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرّٰحِمِيْنَ
Ya Tuhan-ku, ampunilah dan kasihanilah, dan Engkau adalah Pemberi rahmat yang sebaik-baiknya.’ (Q.S. 23 / Al Muminun : 119).

(13) رَبَّنَاۤ اٰمَنَّا فَاغْفِرْ لَـنَا وَارْحَمْنَا وَاَنْتَ خَيْرُ لرّٰحِمِيْنَ
Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan kasihanilah kami, dan Engkaulah yang sebaik-baiknya Pemberi rahmat.’ (Q.S. 23 / Al Muminun : 110).

(14) رَبِّ نَجِّنِىْ وَاَهْلِىْ مِمَّا يَعْمَلُوْنَ‏
Ya Tuhan-ku, selamatkanlah aku dan keluargaku dari apa yang mereka perbuat.’ (Q.S. 26 / As Syu'ara : 170).

(15) رَبِّ ابْنِ لِىْ عِنْدَكَ بَيْتًا فِىْ الْجَـنَّةِ وَنَجِّنِىْ مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهٖ وَنَجِّنِىْ مِنَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ
Ya Tuhan ku ! Buatkanlah bagiku di sisi Engkau sebuah rumah di Surga, dan selamatkanlah diriku dari Firaun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang dzolim;’ (Q.S. 66 / At Tahrim : 12).
Allah Taala telah memberi dua contoh jenis mukminin di dalam Al Qur’an Karim.
Pertama, adalah dalam wujud istri Fir'aun yang senantiasa memohon perlindungan Allah dari pengaruh buruk perbuatan suaminya. Hal ini menyiratkan keadaan mukminin yang semula dikuasai oleh syahwat duniawi, namun kemudian bertobat.
Nafs amarah duniawi telah mengganggu diri mereka sebagaimana Fir'aun telah mengganggu kondisi istrinya. Namun, mereka dapat memperlihatkan keteguhan jiwa mereka.
Jenis mukminin yang Kedua, adalah mereka yang telah dapat mencapai derajat maqom rohani yang mulia, Yakni bukan saja mereka telah berhasil menghindari berbagai keburukan, namun juga telah berhasil mencapai segala kebaikan, Contoh yang Allah Taala berikan dalam kaitan ini adalah dalam wujud Siti Maryam.
Ringkasnya, setiap Mukmin yang telah berhasil mencapai derajat taqwa yang istimewa dan suci, dapat menjadi penjelmaan seperti ‘Maryam’.
Semoga Allah Taala menjadikan kita kaum Mukminin yang berhasil memperoleh segala apa yang baik [di dunia maupun akhirat]. Dan semoga pula Allah Taala membebaskan diri kita dari para pemimpin yang dzolim seperti Firaun.
[Semoga Allah Taala membebaskan diri kita dari kungkungan Firaun jahiliyah tersebut, dan mereka yang tengah berkuasa tetapi berbuat tidak adil.. Semoga Allah Taala menimpakan azab-Nya kepada mereka itu.
Dan semoga pula segala amalan shalihan selama bulan Ramadan dapat berlangsung terus].
Berbagai doa lainnya di dalam Al Qur’an: adalah sebagai berikut:
(16) اَنِّىْ مَغْلُوْبٌ فَانْـتَصِرْ
‘… Sesungguhnya aku dikalahkan, maka tolonglah aku.’ (Q.S. 54 / Al Qamar : 11).

(17) رَبِّ نَجِّنِىْ مِنَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ
Ya Tuhan-ku, selamatkanlah aku dari kaum yang dzolim.’ (Q.S. 28 / Al Qashash : 22).

(18) رَبِّ اِنَّ قَوْمِىْ كَذَّبُوْنِ‌
فَافْتَحْ بَيْنِىْ وَبَيْنَهُمْ فَتْحًا وَّنَجِّنِىْ وَمَنْ مَّعِىَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ
Ya Tuhan-ku, sesungguhnya kaumku telah mendustakan aku; Maka berilah keputusan antara aku dan mereka, keputusan yang pasti, dan selamatkanlah aku dan orang-orang mukmin yang ada besertaku.’ (Q.S. 26 / As Syu'ara : 118-119).
Para nabiyullah dan kaumnya senantiasa mengandalkan diri mereka kepada doa. Dan kemenangan hanyalah dapat diperoleh dengan perantaraan doa.
(19) رَّبِّ اَعُوْذُ بِكَ مِنْ هَمَزٰتِ الشَّيٰطِيْنِ
وَاَعُوْذُ بِكَ رَبِّ اَنْ يَّحْضُرُوْنِ
Ya Tuhan-ku, aku berlindung kepada Engkau dari segala hasutan syaitan. ‘Dan aku berlindung kepada Engkau, ya Tuhan-ku, supaya jangan mereka menghampiri diriku.’ (Q.S. 23 / Al Muminun : 98-99).

(20) رَبِّنَا لَمَّا جَآءَتْنَا‌ؕ رَبَّنَاۤ اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَّتَوَفَّنَا مُسْلِمِيْنَ
‘…Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan menyerahkan diri.’ (Q.S. 7 / Al Araf : 127).
Manakala manusia terus menerus berdoa untuk kesabaran dalam menghadapi kesulitan, Allah Taala pun mengrimkan nur hidayah-Nya yang mampu meneguhkan keimanan orang tersebut, sekaligus memudahkannya untuk menjalani berbagai kesulitan tersebur dengan tabah.
(21) رَبَّنَا ظَلَمْنَاۤ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَـنَا وَتَرْحَمْنَا لَـنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
Ya Tuhan kami, kami telah berlaku aniaya terhadap diri kami, dan, jika Engkau tidak mengampuni kami, pasti kami akan termasuk orang-orang yang merugi.’ (Q.S. 7 / Al Araf : 24).
Adalah keyakinan kita bahwa sebagaimana Nabi Adam a.s. mampu menanggulangi godaan Syaitan dengan doa, maka demikian pula dengan Adam masa kini akan mampu mengungguli kekuatan Syaitan akhir zaman dengan doa.
(22) رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً‌ ۚ اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ
‘Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bengkokkan hati kami sesudah Engkau memberi petunjuk kepada kami, dan berilah kami rahmat dari sisi Engkau; sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.’ (Q.S. 3 / Al Imran : 9).
‘Ya Allah, Rabbul Alamin, aku tak sanggup untuk menghitung segala karunia Engkau. Oleh karena itu, ampunilah segala dosaku, jika tidak, tentulah diriku mengalami kebinasaan. Tempatkanlah kecintaan-Mu yang khas ke dalam qalbuku, sehingga aku pun hidup karenanya. Tutupilah segala kelemahan diriku. Mudahkanlah diriku untuk beramal shalih yang dapat mendatangkan keridhaan-Mu. Aku berlindung kepada Wujud-Mu Yang Agung, yakni janganlah azab Engkau menimpa diriku.
Kasihanilah dan lindungilah aku dari penderitaan dunia maupun Akhirat nanti. Sesungguhnya segala keberkatan berada di tangan-Mu. Amin tsuma Amin !
(23) رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَاۤ اِنْ نَّسِيْنَاۤ اَوْ اَخْطَاْنَا‌ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَاۤ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا‌‌ۚرَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖ‌ ۚ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا اَنْتَ مَوْلٰٮنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau menghukum kami jika kami lupa atau kami berbuat salah. Ya Tuhan kami janganlah Engkau membebani kami tanggung jawab seperti telah Engkau bebankan atas orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau membebani kami apa yang kami tidak kuat menanggungnya, dan maafkanlah kami dan ampunilah kami serta kasihanilah kami karena Engkau adalah Pelindung kami, maka tolonglah terhadap kaum kafirin.’ (Q.S. 2 / Al Baqarah : 287).
Doa berikut ini untuk memohon maghfirah Allah Taala atas segala kekhilafan yang tak disengaja.
(24) رَبَّنَآ اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَّثَبِّتْ اَقْدَامَنَا وَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْکٰفِرِيْنَ
‘…Ya Tuhan kami, anugerahkanlah ketabahan atas kami, dan teguhkan langkah-langkah kami dan tolonglah kami terhadap kaum kafirin.’(Q.S. 2 / Al Baqarah : 251).
Jika seandainya Allah Taala tak bersifat Memaafkan, tentulah Dia pun tak akan mengajarkan doa ini.
(25) رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا مَعَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau menjadikan kami termasuk orang-orang yang dzolim.’ (Q.S. 7 / Al Araf : 48).

(26) رَبَّنَاۤ اٰمَنَّا بِمَاۤ اَنْزَلْتَ وَاتَّبَعْنَا الرَّسُوْلَ فَاكْتُبْنَا مَعَ الشّٰهِدِيْنَ
Ya Tuhan kami, kami beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan kami mengikuti Rasul ini, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi syahidin.’ (Q.S. 3 / Al Imran : 54)
Berikut ini adalah berbagai doa Rasulullah Saw yang tercantum di dalam beberapa Hadiths:
(27) ‘Ya Allah, aku berlindung kepada Engkau dari kemalasan, tua renta, nafsu syahwat, azab kubur, dan azab Jahannam. Lindungilah aku dari ujian keburukan duniawi, dari kemiskinan, Dan aku berlindung kepada Engkau dari pengaruh Dajjal. Ya Allah, bersihkanlah segala kekotoranku dengan air sedingin es sebagaimana kain putih dibersihkan dari segala noda. Dan jauhkanlah diriku dari segala kekhilafanku sejauh Timur dan Barat.
(28) ‘Wahai Allah, ampunilah segala dosaku, perluaslah baitku, dan berkatilah segala kebutuhanku.’
(29) ‘O Allah, aku berlindung kepada Engkau dari keterlantaran, kemalasan, sifat pengecut dan takut akan hari tua. Aku berlindung kepada Engkau dari azab kubur. Ya Allah, aku berlindung kepada Engkau dari berbagai ujian hidup maupun maut.’
(30) Allahumma inni auzubika min qalbin laa yahsa wa min doa'in laa yasma wa min nafsin laa tasba wa min ilmin laa yanfa. Audzubika min haulaa'il arba,
Yakni, ‘Wahai Allah, aku berlindung kepada Engkau dari qalbu yang takabbur dan ketidak-taatan. Aku berlindung dari doa yang tak makbul dan nafs yang tak pernah terpuaskan, dan juga dari ilmu yang tak mendatangkan faedah. Aku berlindung kepada Engkau dari empat perkara ini.’

(31) Allahumma inni dholamtu nafsi dzulmin katsirun wa laa yaghfiru dzunuba illa anta, faghfirli maghfiratu min indika warhamni inna antal ghofuru rahim.
‘O Allah, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri, padahal tak ada wujud lain selain Engkau yang dapat mengampuni dosa. Maka, ampunilah diriku dengan maghfirah Engkau, kasihanilah diriku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’

(32) ‘O Allah, ampunilah segala kesalahanku, lindungilah segala urusanku dari berbagai ujian akibat ketidak-tahuan dan keawamanku. Lindungilah pula aku dari segala ujian berdasarkan ilmu-Mu, dan bukan sepengetahuanku. O Allah, ampunilah segala kekhilafanku, baik yang disengaja maupun tidak. Ampunilah segala kesalahanku yang berada di dalam diriku. Baik yang telah aku perbuat maupun yang belum, baik yang tampak maupun yang tidak. Ampunilah semuanya. Sesungguhnya hanya Engkaulah yang sanggup memajukan maupun memundurkan manusia. Hanya Engkaulah yang memiliki daya kekuatan atas segala sesuatu.’
(33) ‘O Allah, aku serahkan diriku sepenuhnya kepada-Mu. Beriman dan hanya mengandalkan wujud-Mu. Aku bersimpuh ke hadapan-Mu dan berdebat dengan berbagai penentangku dengan pertolongan-Mu. Aku serahkan segala perkara kepada-Mu. Maka ampunilah segala dosaku; baik yang telah lalu maupun di masa-masa yang akan datang, baik yang nyata maupun yang tersembunyi. Hanya Engkaulah Yang Awwal maupun Yang Akhir. Laa illaaha ilallah !'
(34) Allahummaj al fii qalbi nuran waj al fii lisani nuran waj al fii sam'i nuran waj al fii basyari nuran waj al fii min khalfi nuran waj al min amami waj al min fauqi nuran waj al min tahti nuran, Allahumma a'dhini nuran,
‘Wahai Allah, berilah nur cahaya di dalam qalbuku, di dalam lidahku, di dalam pendengaranku, di dalam penglihatanku, di sisi kananku, di sisi kiriku, di belakangku, di hadapanku, di atasku, di bawahku. Wahai Allah! Liputilah seluruh tubuhku dengan nur cahaya-Mu.’

(35) Allahumma inni as'aluka hubbaka wa hubba maa'yuhibbu wal amalalladzi yubaligh anni hubbaka. Allahummaj'al hubbaka wa habba illaya min nafsi wa ahli wa minal maail barri.
‘Wahai Allah, karuniailah kecintaan-Mu kepadaku, yakni kecintaan mereka yang mencintai-Mu, berbagai amalan yang dapat menarik keridhaan-Mu, Ya Allah, jadikanlah kecintaan kepada Engkau lebih dekat dibandingkan kepada kesenangan diri pribadi, kepada keluarga, maupun kepada air dingin yang menyegarkan.’

(36) Yaa musarilqulubi tsabitkardil ila taati
‘Wahai Engkau yang sanggup merubah qalbu, teguhkanlah selalu qalbuku kepada keitaatan kepada-Mu.’

Berikut ini adalah beberapa doa.:.
(37) Rabbi kullu syaiin khadimuka rabbi fahfadzni wansyurni warhamni,
‘Wahai Allah, segala sesuatu adalah hamba Engkau. Maka lindungilah aku, tolonglah aku, dan kasihanilah diriku.’
[]
(38) ‘O Allah Yang Maha Perkasa, Maha Pemberi Petunjuk, tunjukilah aku jalan yang suci dan sidiq. Hindarilah aku dari jalan yang hanya menjuruskan kepada syahwat duniawi ataupun penyimpangan, ketamakan maupun materialistis.
(39) ‘Aku berdosa dan dhoif. Tak ada wujud lain yang sanggup menolong selain diri-Mu. Kasihanilah dan ampunilah segala dosaku sehingga mensucikan diriku, karena tak ada wujud lain selain Rahimiyyat-Mu yang dapat mensucikan.’
(40) Yaa ahabba minkulli ma hufin ighfirli dzunubi wa min ibadikal mukhlisin,
‘Wahai Engkau Dzat yang paling dicintai dari kecintaan lainnya, ampunilah segala kedzunuban-ku, dan masukanlah diriku ke dalam golongan mukhlisin yang haqiqi.’

Doa ini agar dapat mendirikan Salat dengan khusyu dan makbul:
(41) ‘O Allah Yang Maha Mulia, Maha Kuasa, Segala Puji, aku berdosa, telah banyak melakukan perbuatan dosa sehingga mempengaruhi jiwaku dan membuatku tak khusyu dalam Salat. Maka dengan kasih sayang-Mu ampunilah segala dosaku, ampunilah segala yang melampaui batas dari diriku, lembutkanlah qalbuku, tempatkanlah keagungan-Mu, kecondongan kepada-Mu dan kecintaan-Mu di dalamnya; sehingga kekerasan qalbuku pun hilang, sehingga aku pun memperoleh kekhusyuan di dalam Salat.
(42) Rabbil hamni innal fadzlaka wa rahmataka yanzi minal azab
‘Ya Allah, kasihanilah diri hamba. Sesungguhnya, karunia dan rahimiyyat Engkau dapat menyelamatkan manusia dari azab Engkau.’

(43) Rabbi arinni kaifatuhul mauta Rabbighfirli warhamn minas sawa,
‘Wahai Allah, perlihatkanlah kepadaku betapa Engkau menghidupkan mereka yang telah 'mati'. Dan kirimilah maghfirah Engkau dari langit kepadaku.

(44) Rabbi fariq bainashadiqin wa kaadzib...
‘Wahai Allah, perlihatkanlah yang benar dan yang dusta. Engkaulah sebagai saksi bagi setiap Mushlih yang sejati.’
[]
(45) Rabbi arinil anwarakal kulliya
‘Ya Allah, perlihatkanlah kepadaku semua nur cahaya diri-Mu.
’ []
(46) Rabbi laa tadzaral'ardi minal kafirina diraya
‘Ya Allah, janganlah Engkau tinggalkan di bumi ini seorang pun dari kaum kafirin.
’ []
(47) Rabbi fadzni fainalqauma yutahidzunani sukra
‘Ya Allah, lindungilah aku dari kaumku yang telah mencemoohkanku.’
[]
(48) Rabbi fainnigh farham minas-samai Rabbi laa tuzani fazaran wa anta khairu warisin, Rabbi ashlih faummata Muhammadin, Rabbana'afhta bainana wabainana qaumal bilhaqi wa anta khairul fatihin,
‘Ya Allah, ampunilah daku dan berilah karunia dari langit. Ya Allah, janganlah Engkau tinggalkan diriku, karena Engkau adalah Pelindung yang terbaik. Ya Allah, perbaikilah umat Muhammad. Ya Tuhan kami, putuskanlah di antara kami dengan kaum kami dengan kebenaran. Engkau adalah Pemutus Perkara yang sebaik-baiknya.’
[]
(49) Waj'al afidatan minannasi tahmil ilayya
‘Condongkanlah setiap qalbu manusia kepada-ku.’

(50) [Rabbanagh firlana dzunubana wal ikhwani nalladzina sawaquna bil imani wa shalli ala nabiyika wa habibika Muhammadin wa ahlihi wa shalli wa tawafina fi ummatin wa atina fi ummatin ma wa adta li ummatin, Rabbana innana warhamna wa'tubna fi ibadikal mu'minin.
O, Allah, ampunilah segala kekhilafanku dan juga semua ikhwanku yang telah mendahuluiku, para nabi-Mu, dan Muhammad Rasulullah Saw yang terkasih, juga untuk keturunan maupun umatnya yang haqiqi. O Allah, kami telah beriman, maka masukanlah kami ke dalam kaum mukminin haqiqi].

(51) 'Robbi shalidnil naari
‘Ya Tuhan-ku, karuniailah aku untuk menguasai api.’
[]
(52) 'O Allah. Rabbul Alamin, aku tak sanggup menghitung segala rahmat dan karunia-Mu, Engkau Maha Pemurah, Rahimiyyat Engkau tak berbatas atas diriku. Maka ampunilah diriku agar tidak menjadi binasa, berilah aku kecintaan-Mu yang khas, sehingga aku pun hidup karenanya. Tutuplah segala kedhoifanku, dan mudahkanlah diriku untuk beramal shalih yang dapat mendatangkan keridhaan-Mu, aku mohon karunia Engkau, bukan kemurkaan-Mu. Lindungilah diriku dari fitnah dunia maupun Akhirat. Engkau adalah sumber segala keberkatan. Amin tsumma amin.
(53) 'Robbanagh firlana inna khuna khatiin,
'Wahai Tuhan kami. ampunilah segala dosa kami, sesungguhnya kami adalah para pelampau batas.

(54) ‘Ya Tuhan kami, Yang Maha Perkasa, meskipun sunnah-Mu untuk berkenan memberikan ilmu bahkan kepada anak-anak maupun ummiy (tak pandai baca tulis) dan sebaliknya melingkupi tirai kegelapan pada penglihatan para filusuf duniawi, maka dengan ini aku memohon again dengan sangat agar dapat memikat hati masyarakat di antara mereka kepada kami sebagaimana Engkau telah berkenan menarik dan mengaruniai sebagian dari antara mereka penglihatan rohani dan kelurusan hati, sehingga mereka pun melihat dan mendengar serta menghargai keberkatan yang telah Engkau kirim tepat pada waktunya dan sangat memikat. Jika Engkau sudah berkenan, kun faya kun.’
(55) Ya Tuhan-ku, tolonglah hamba-Mu ini dan hinakanlah musuh-musuh Engkau. Jawablah Ya Tuhan kami, jawablah. Jika tidak, seberapa lama lagi mereka akan mencemoohkan-Mu dan Rasul-Mu ? Seberapa lama lagi mereka akan mendustakan Kitab-Mu ? Menganiaya rasul Engkau ? Aku mohon Rahimiyyat-Mu, Al Qayyum, Al Hayyi, dan Maha Penolong]. []
(56) 'Ya rabbi fasma doa'i wa madzikada'a khadai kharkhadai wa andzil hadaka wansur abdaka wa arina ya'maka wa sahirlana usamaka wa laa tudzamil kafirina syaria,'
'Ya Tuhan-ku, dengarlah doa-doaku dan hancurkanlah musuh Engkau, dan musuhku. Genapilah janji-Mu, tolonglah hamba-Mu ini, perlihatkanlah Hari itu, dan asahlah pedang-Mu bagiku....

(57) Subhana wabihamdihi subhanal adzim, Allahumma shalli ala Muhammadin wa ali Muhammadin,
‘Maha Suci Allah, Segala Puji bagi Engkau, Maha Suci Allah Yang Maha Besar. Maha Suci Allah berkatilah Muhammad, dan pengikut Muhammad.
.’

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Doa bagiku adalah penegas arah yang harus dituju dalam mengarungi berbagai interaksi di alam pengembaraan ini.