Rabu, 03 November 2010

Hindari Berbagai Bid'ah Agama

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَآءُ‌ۚ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰۤى اِثْمًا عَظِيْمًا‏
Sesungguhnya, Allah tidak akan mengampuni jika sesuatu dipersekutukan dengan-Nya, dan Dia akan mengampuni selain dari itu, bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sesungguhnya ia telah berbuat dosa besar.’ (Q.S. 4 / Al Nisa : 49)
Seiring dengan ditemukannya berbagai penemuan modern yang mendatangkan manfaat sekarang ini, masyarakatpun kehilangan nilai-nilai kemanusiaan disebabkan perbuatan buruk yang mereka kerjakan.
Berbagai amal buruk tersebut memikat dan mengarahkan mereka sedemikian kuat sehingga mereka pun melupakan berbagai macam tradisi baik, bahkan ajaran agama.

Ada pula beberapa kalangan di antara kita, yang menganggap hal tersebut tidak apa-apa, mereka pun terlibat di dalamnya, sehingga membawa dampak yang sangat buruk.
Di antara berbagai macam amal buruk yang tak sepenuhnya disadari tersebut adalah perbuatan syirik menyekutukan Allah, yang adalah dosa besar.
Maka kaum Muslimin yang mengaku telah beriman kepada Tauhid Ilahi, perlu memahami dengan sungguh-sungguh hakekat Tauhid Ilahi, dan apa pula yang dimaksud dengan perbuatan syirik di dalam situasi dunia yang senantiasa berubah dengan cepat ini.
Khususnya lagi bagi kaum Muslim yang telah telah berikrar: ‘Di masa yang akan datang hingga masuk ke dalam kubur, senantiasa akan menjauhi segala macam perbuatan syirik.’
Boleh saja mengatakan: Sebagai kaum Muslimin, kami sudah mengakui secara lisan Tauhid Ilahi, dengan mengucapkan Kalimah Syahadah.
Namun, hal ini mengandung hikmah untuk menyeru berbagai kaum agama lain kepada Islam yang haqiqi ini. Itulah yang dimaksud oleh kalimat janji tersebut.
Kalimah Syahadat memang pernyataan tegas menolak syirik, tetapi banyak kalangan Muslimin yang tidak mewaspadai sikap perbuatan syirik khafi.
Syarat janji itu memang bukan suatu syarat yang berat bagi kaum Muslimin pada umumnya, namun jika dicermati, banyak juga kaum Muslimin yang melakukan perbuatan syirik khafi.
Antara lain adalah sujud di berbagai kuburan Pir (tokoh agama/masyarakat), atau memberi sesajen atau semacamnya di atas kuburan mereka sebagai tanda meminta sesuatu.
Terutama kaum wanita yang sering mengatakan, bahwa mereka sudah meminta kepada Tuhan agar diberi anak tetapi tidak berhasil. Namun, manakala mereka pergi ke kuil Datha [kuburan Hadhrat Datha Ganj Bakhsh, waliullah Abad ke-11], mereka pun mendapatkan anak.
Kaum wanita umumnya memang memiliki keimanan yang lemah.
Namun kaum Muslimin pada umumnya sekarang ini cenderung kurang peribadatannya kepada Allah; inilah mengapa sebabnya mereka – utamanya kaum wanita – menunjukkan kelemahan iman.
Mereka lebih meyakini kesakralan Hadhrat Data Ganj Bakhsh dibanding Allah Taala.
Salat Lima Waktu dianggap kurang efektif oleh mereka.
Karena praktek amal buruk ini sudah berlangsung dari satu generasi ke generasi mereka berikutnya, maka keimanan mereka kepada Allah Taala pun semakin lama semakin lemah.
Sehingga, demi menyaksikan praktek bid'ah di antara kaum Muslimin tersebut, seorang penyair Hindu nekad membuat sebait puisi yang melecehkan: 'Jika kaum Hindu sudah menyembah berbagai macam berhala, kaum Muslimin pun kini bersujud di hadapan berbagai kuburan.'
Lalu ia pun lebih lanjut menuduh tanpa dasar, bahwa – na'udzu billah – Muhammad Rasulullah Saw sudah dianggap sebagai Tuhan.
Padahal kenyataannya, tak ada pendekar Tauhid Ilahi yang lebih akbar dbandingkan beliau Saw.
Tak ada tarbiyat Tauhid Ilahi, atau ilmu makrifat Tauhid Ilahi, atau contoh pelaksanaan iman kepada Tauhid Ilahi yang lebih baik dibandingkan dengan apa yang telah Rasulullah Saw berikan.
Jika ada orang yang paling memahami realitas hakekat Tauhid Ilahi, yakni mendahulukan Allah Taala dibandingkan sesuatu yang lain, siapa lagi jika bukan Muhammad Rasulullah Saw yang telah berhasil mempraktekkannya ?
Bahkan sebelum diserahi tugas amanat risalah kenabian, beliau sudah sibuk sekian lama menyembah Tuhan Yang Maha Esa.
Rasulullah Saw pun mengajari kita doa beliau makbul beliau yang terkait dengan hal ini, ialah:
'Allahummaz-zuqni hubbaka wa hubbama yanfa'uni hubbu indaka, Allahumma ma razaqtani mimma yuhibbu faj'alhu hubbakal'li fiima tuhibbu wa ma dzaraita anni mimma yuhibbu faj'alhu faragh'bandhi mimma tuhibbu.'; yang artinya, ‘Ya Allah, anugerahilah aku kecintaan-Mu dan kecintaan orang yang cintanya akan mendatangkan faedah kepada Engkau. Ya Allah, jadikanlah segala sesuatu yang aku sukai sebagai suatu anugerah dari Engkau; yang dapat menjadi sumber daya kekuatan bagiku; menjadi sumberdaya yang dapat meningkatkan kecintaan kepada Engkau; menjadi sumberdaya untuk meneguhkan keimanan kepada Engkau. Dan anugerahilah aku segala sesuatu yang Engkau ridhoi sebagai pengganti sesuatu yang aku sukai namun Engkau menjauhkannya dari diriku.’
Walhasil, jika Rasulullah Saw memohon sesuatu kepada Allah, hal itu tiada lain adalah sesuatu yang Allah Taala ridhoi.
Adapun mereka yang menziarahi sedemikian rupa kuburan Pir [tokoh agama/masyarakat], berkilah: Karena mereka lebih dekat kepada Allah.
Padahal Al Qur’an Karim telah menyamakannya sebagai menyembah berhala.
Dan Rasulullah Saw senantiasa mentarbiyati para Sahabah secara khusus mengenai hal ini, bahwa: 'Bahkan sedikit kemunafikan pun adalah termasuk syirik.'
Rasulullah Saw bersabda: 'Jauhilah perbuatan syirik yang halus tak terasa, yakni lebih lembut dari ketika engkau melangkah di tanah yang lembek.'
Maka para Sahabah pun bertanya: Bagaimana kiat untuk menghindarinya ? Rasulullah Saw menjawab: 'Banyak-banyaklah membaca doa ini: Allahumma inna na'udzubika minan-nasya'ithaka syai'in na'lamu wa'nastaghfiruka liima na'ma'lamu.'; yang artinya: ‘Ya Allah, kami berlindung kepada Engkau dari perbuatan syirik yang disadari. Dan kami bertobat dari perbuatan tersebut, yang tidak kami sadari.'
Dan Rasulullah Saw pun senantiasa mengingatkan, bahwa diri beliau hanyalah seorang manusia biasa yang bersahaja, [yakni, anna basarun mislukum].
Oleh karena itu, meskipun penyair Hindu itu sangat keliru mengatakan – na'udzubillah – Rasulullah Saw setara Tuhan; namun ada benarnya kalau mengatakan: Kaum Muslimin telah menuhankan kuburan.
Yakni, hal ini haruslah menjadikan diri mereka prihatin sedemikian rupa, bahwa mereka dituduh telah melakukan perbuatan syirik.
Kaum Muslimin pada umumnya tak sanggup menghilangkan tuduhan ini; namun kita dituntut, berkewajiban untuk mengubah keadaan diri dan praktek kehidupan mereka, sehingga dapat memancarkan contoh kayakinan kepada Tauhid Ilahi yang teguh.
Sampaikanlah kepada seluruh dunia, bahwa kedatangan Rasulullah Saw adalah untuk menegakkan Tauhid Ilahi; namun, dikarenakan kondisi kaum Muslimin kini telah mengalami kerusakan, maka Tauhid Ilahi ini hanya dapat ditegakkan kembali dengan menghormati dan pecinta sejati Rasulullah Saw.
‘Allah Taala berkehendak untuk menarik berbagai bangsa yang menghuni berbagai belahan dunia, baik itu di Europa, maupun di Asia, dan mereka yang memiliki jiwa taqwa kepada Tauhid Ilahi; yakni menyatukan hamba-hamba-Nya yang saleh ke dalam satu Agama. Inilah sesungguhnya tujuan utama aku diutus ke dunia. Oleh karena itu, tuan-tuan pun hendaknya berusaha untuk memperoleh tujuan akhir yang haqiqi ini, dengan akhlak budi pekerti yang baik, amal shalih, dan banyak berdoa.’ Maka adalah kewajiban setiap muslim untuk memahami pesan tabligh ini, dengan cara menjadi ansar-ansar penolong dan berusaha sekuat tenaga untuk menegakkan Tauhid Ilahi dengan lisan maupun amal perbuatan.
Ingatlah, manakala sesuatu bid'ah telah banyak berjangkit, maka umat pun akan menjadi jauh dari ajaran haqiqi agama dan melumpuhkannya.
Semua agama terdahulu kehilangan ajaran asli mereka disebabkan banyaknya bid'ah baru yang mereka masukkan dan tak ada seorangpun yang datang untuk membersihkannya kembali.
Ya, tak ada [Muslih Rabbani] yang datang karena agama Islam akan dibangkitkan dan akan menjadi ajaran syariat terakhir di muka bumi, yakni seiring dengan diutusnya Rasulullah Saw.
Akan tetapi kini, berbagai perbuatan bid'ah telah merasuk ke dalam agama Islam, yang sebagian dari antaranya sudah sama dengan perbuatan syirik, termasuk yang zahir maupun yang khafi.
Oleh karena itulah, sesuai dengan janji-Nya, Allah Taala pun menjamin untuk melindungi agama Islam dari perbuatan syirik dan bid'ah, yang Insya Allah akan terlindungi selamanya.
'Kiat kita sama halnya dengan apa yang telah dilakukan oleh Hadhrat Rasulullah Saw dan para Sahabah.
'Meskipun para waliullah boleh jadi memperkenalkan beberapa inovasi baru, namun cara Islam yang benar adalah dengan banyak membaca Al Qur’an Karim beserta kandungan hikmahnya, mengerjakan Salat dengan dawam dan memahami artinya, serta dengan banyak-banyak berdoa.'
Jangankan yang sudah jelas-jelas bid'ah, perbuatan wazaif, atau wirid, atau dzikr yang dilakukan secara berlebih-lebihan, termasuk bid'ah. Ini karena berbagai macam praktek bid'ah tersebut membuat para pelakunya mengabaikan aspek dzikir Ilahi yang nyata, ialah mendirikan Salat.
Sebagaimana dikisahkan di dalam sebuah anekdot: Suatu hari, dikarenakan sudah terpengaruh oleh setengah orang, seorang wanita mukhlis lagi bermartabat terjerumus ke dalam praktek dzikir habib yang berlebihan sehingga kemudian membuat dirinya mengabaikan Salat wajib maupun nawafil lainnya. Yakni, menggantinya dengan kesibukan berdzikir. Maka abangnya pun berusaha menyadarkannya, bahwa amal perbuatannya tersebut adalah keliru. Lalu, ia pun menganjurkan adiknya itu untuk mengucapkan juga kalimat doa ‘Laa Hawla...’, agar mendapat sesuatu pertolongan. Tapi ia masih terus melanjutkan kegiatannya.
Namun, selang beberapa lama, ia pun tersadar, bahwa sebenarnya ia telah melangkah jauh dari kewajiban Salat dan berbagai nawafilnya. Hal ini terjadi ketika ia mulai rajin membaca ucapan doa: ‘Laa Hawla wa laa quwwata illa billah’, yakni, Tiada yang sanggup menghindari dosa maupun beramal shalih kecuali atas izin Allah.'
Maka setelah itu, perhatian sang wanita itu terhadap kewajibannya beribadah kepada Allah, menjadi pulih kembali.
Jadi, berdzikir adalah amal perbuatan yang jaiz, namun dikerjakan hanya setelah peribadatan yang wajib selesai dilaksanakan.
Meninggalkan amal shalih yang wajib dan apa yang telah menjadi Sunnah Rasulullah Saw adalah salah.
Memang tak diragukan, bahwa di dalam suatu majelis yang di dalamnya banyak disebutkan nama Allah dan dzikrullah lainnya adalah jaiz, akan tetapi apabila dikerjakan hingga melampaui batas, artinya sudah mengikuti jalan syaitan.
Jadi, jika ada amal perbuatan yang tampaknya saja membawa kepada keshalihan namun sesungguhnya mengarahkan para pelakunya kepada bid'ah, dapat dibayangkan dampak negatip dari berbagai macam bid'ah yang telah terjadi di masyarakat umum, tentunya jauh lebih besar lagi; yang oleh karena itu diperlukan perhatian yang amat sangat.
Yakni, setiap orang dari kita harus berusaha sekuat tenaga laksana berjihad untuk mengindari praktek buruk ini.
Berbagai inovasi baru telah nyata berperan dalam menyebarkan keburukan.
Banyak kalangan masyarakat yang sudah ikut mempraktekkannya tanpa pikir panjang, langsung saja meniru-nirunya. Termasuk dalam hal ini anak-anak.
Salah satu praktek [inovasi buruk] tersebut yang kini populer dirayakan oleh masyarakat Barat, adalah Halloween, yang akan mereka rayakan dalam waktu beberapa hari ini.
Dan dikarenakan keteledoran mereka, maka membiarkan anak-anak mereka ikut berpartisipasi di dalamnya tanpa mendalami terlebih dahulu asal muasal perayaan tersebut, dlsb.
Halloween adalah perbuatan bid'ah dholalah di dalam agama Kristen, yang membawa para pelakunya mendekati syirik.
Padahal, ajaran Bible melarang berbagai praktek yang mengada-ada dan bersifat syaitani. Namun mereka berkilah bahwa perayaan Halloween ini hanya dianggap sebagai hiburan belaka.
Tetapi hendaknya selalu diingat: Segala jenis 'hiburan' yang berdasarkan perbuatan syirik ataupun bid'ah dholalah haruslah dihindari.
Hal ini menjadi perhatian saya ketika salah seorang ibu yang menjadi anggota Tim Peneliti masalah ini menyampaikan: 'Anak perempuanku yang masih kecil minta izin untuk ikut merayakan pesta Halloween bersama teman-temannya, berupa hanya memakai kostumnya saja. Tapi aku tidak mengizinkannya. Lalu, ketika aku menelitinya lebih dalam lagi, aku pun bertambah terkejut karena menemukan beberapa fakta yang tak lazim.'
Kemudian ibu ini pun memaparkannya, yang akan saya sampaikan ringkasannya nanti.
Apa kerugiannya ikut merayakan pesta Halloween sebagaimana orang lain, namun ibuku melarangnya ?
Menurut apa yang pemahaman, tradisi perayaan [Halloween] ini adalah salah, dan tidak menyenangkan. Oleh karena itu janganlah ikut-ikutan merayakannya. Namun keterangan yang lebih lengkap, yang sangat penting untuk menghindari anak-anak dari praktek buruk ini..
Halloween berasal muasal dari kebudayaan lama masyarakat tak beradab Irlandia, yeng mendasarinya kepada suatu hal yang mengada-ada; yang konsepnya lari ajaran agama dan faham kesakralan rumah tinggal mereka.
Maka seberapa banyak pun aspek hiburan yang boleh jadi didapatkan, namun dasar pijakannya sudah salah, dan termasuk ke dalam kategori syirik. Ini karena konsep dasarnya yang keliru itu adalah sebagai berikut: Pada setiap tanggal 31 Oktober, dinding pembatas antara manusia yang masih hidup dengan yang sudah mati, diangkat. Para arwah yang sudah mati tersebut kembali lagi ke dunia untuk mendatangkan berbagai malapetaka kepada mereka yang masih hidup.
Maka untuk menghindari malapetaka tersebut, berbagai macam benda aneh pun dikeluarkan, paranormal atau penyihir dipanggil untuk memungut derma hewan ternak ataupun hasil panen, lalu mereka korbankan dengan cara tertentu.
Api unggun pun dibuat sebagai bagian dari upacara ritual ini, yang mereka maksudkan untuk menakut-nakuti para arwah tersebut.
Berbagai kostum pakaian dan topeng hororik pun mereka kenakan untuk menakut-nakuti.
Umat Kristen, khususnya Gereja Katolik ikut-ikutan merayakannya.
Atas ulah umat Kristen dan juga media massa, perayaan Halloween inipun menyebar-luas ke seluruh dunia, utamanya di negara-negara Barat, seperti USA, Canada, UK, Japan, New Zealand, Australia dan berbagai negara Europa.
Praktek tradisi ini adalah buruk. Sayangnya, setengah kaum Muslimin di Barat pun ikut-ikutan di dalamnya.
Anak-anak berpakaian hororik, lalu mendatangi rumah-rumah, meminta sesuatu untuk menenangkan para arwah.
Kilah mereka: Jika rumah yang didatangi tersebut memberi sesuatu kepada anak-anak yang berpakain menakutkan tersebut maka para arwah yang sudah mati tidak akan mendatangkan sesuatu malapetaka. Itulah yang mereka sebagai sesuatu hiburan, namun dasar pemikiran yang berada dibalik semua itu adalah syirik.
Maka adalah merendahkan derajat seorang anak Ahmadi jika harus berpakaian ala syaitani lalu 'door to door' meminta-minta seperti pengemis, meskipun hanya untuk beberapa potong coklat.
Kaum Ahmadi hendaknya memiliki harga diri yang tinggi, yang perlu ditanamkan sejak kanak-kanak.
Maka pesan utama Halloween adalah untuk eksistensi yang mengada-ada, arwah penasaran, dan menyembah syaitan.
Adalah sangat keliru untuk mempercayai sesuatu 'paranormal' semacam itu, meskipun hanya untuk sesuatu hiburan.
Untuk itulah anak-anak kita harus dihindarkan dengan sangat daripadanya. Hingga kemarin ini, masih terjadi penduduk pedesaan memberikan sesembahan semacam itu kepada anak-anak karena percaya dapat menyelamatkan mereka dari malapetaka para arwah.
Praktek bid'ah ini pun membuat anak-anak jadi berani untuk berbuat keburukan atas nama hiburan. Sehingga kebiasaan buruk ini semakin lumrah ketika mereka meningkat dewasa.
Di dunia Barat, setiap keburukan dibiarkan bila mengatas-namakan hiburan, atau atas nama hak azasi anak-anak.
Namun kini, berbagai suara protes terhadap perayaan Halloween sudah banyak timbul karena dianggap memberi keberanian kepada anak-anak untuk mengancam orang lain, bahkan hingga berbuat kejahatan.
Berbagai macam tontonan pun ikut memberikan pesan yang salah. Dan jika praktek keburukan tersebut dilakukan oleh kaum remaja mereka, seluruh tatanan masyarakat akan menjadi rusak.
Bagi kita, persoalan utamanya adalah kilah mereka, yakni: Kembalinya para arwah yang sudah mati, yang mereka persamakan dengan Tuhan. Oleh karena itu berbuat syirik.
Lalu mereka katakan berbagai pemberian tersebut adalah untuk menenangkan arwah, yang semakin tidak masuk diakal.
Dr. Grace Ketterman menulis di dalam bukunya, ‘You and Your Child’s Problem’, sebagai berikut: ‘Suatu dampak negatif yang tragis dari rasa takut yang timbul di dalam kehidupan kaum remaja adalah ketertarikan mereka kepada fenomena paranormal untuk mati bersama (occultisme).’
Sekarang ini ritual Halloween tidak hanya berupa berpakaian yang menakutkan lalu mendatangi rumah-rumah, namun juga hingga membuat anak-anak berani menakut-nakuti orang lain sedemikian rupa, dan mengganggu lingkungan tetangga.
Sehingga mereka pun menjadi beban berat orang tuanya, serta merusak kehidupan mereka sendiri.
Oleh karena itulah dengan ini sekali lagi saya menasehati seluruh kaum Ahmadi agar menghindarinya.
Sebaliknya perkuatlah habluminallah anda sekaian.
Jangan terperdaya oleh budaya Barat, lalu jatuh ke dalam perbuatan syirik khafi.
Semoga Allah Taala melindungi anda sekalian dari keburukan ini.
'Boleh jadi manusia mengklaim bahwa diri mereka menyembah Allah; namun apakah berupa banyak bersujud kepada-Nya ataukah hanya berupa banyak menghitung-hitung biji tasbih ?'
Melainkan, ibadah yang haqiqi adalah dapat diperoleh bila ada kecintaan kepada Allah sedemikian rupa sehingga dirinya tidak menjadi setengah-setengah.
Yakni, sungguh-sungguh yakin kepada Allah Taala, dan juga sadar sepenuhnya kepada keindahan dan kebaikan sifat-sifat-Nya.
Habluminallah semacam ini sedemikian rupa teguh di dalam qalbunya, dan senantiasa terlihat di dalam sinar wajahnya.
Qalbunya senantiasa dipenuhi oleh keagungan Tuhan, sehingga dunia pun seolah sudah mati bagi dirinya. Rasa takutnya hanya kepada keberadaan Dzat Allah, dan ia merasakan nikmat oleh derita di jalan Allah.
Keghairahan hidupnya timbul manakala ia berkhalwat dengan Allah. Tanpa adanya Allah Taala, qalbunya tak akan pernah merasa puas oleh sesuatu yang lain.
Jika kondisi tersebut sudah dapat dicapai, itulah yang dinamakan ibadah yang haqiqi; yang hanya dapat diperoleh dengan adanya karunia dari Allah Taala semata.
Semoga Allah Taala memberi taufik kepada kita semua untuk memenuhi harapan Hadhrat Masih Mau'ud a.s. tersebut. Dan semoga pula kita senantiasa berusaha sekuat tenaga untuk mencapainya.
Jika kita berusaha, Allah Taala pun akan memberkatinya, InshaAllah !
o o O o o
ByMMA / LA 11022010

Tidak ada komentar: