Senin, 08 Desember 2008

>Mukminin Senantiasa Tunduk Kepada Kehendak Ilahi

Setiap insan di dunia ini memiliki tujuan, dan berusaha dengan segala cara untuk dapat mencapainya. Sedangkan mukminin sejati adalah mereka yang sempurna dan yakin sepenuhnya kepada Allah Swt tempat ia bersimpuh memohon pertolongan setiap kali menghadapi kesusahan. Sebab, hakekat Mukminin dan ibadullah sejati adalah mereka yang senantiasa meningkat keimanannya di kala susah maupun senang.
Bahkan ketika ia sekedar membutuhkan tali sepatu pun, ia akan memohon pertolongan Allah, karena ia menyadari, jika tidak ada ridho Ilahi ikhtiarnya
untuk mendapatkan tali sepatu akan gagal. Atau, jika pun berhasil, boleh jadi akhirnya akan mubazir.
Allah Taala mengasihi mereka yang berusaha mendekatkan diri kepada-Nya. Dan anak keturunan mereka pun akan terpelihara.
Sebaliknya, Allah tidak mencintai mereka mereka yang mengutamakan duniawi, dan anak keturunan mereka pun akan rucah.
Jika tidak ada ridha Ilahi, manusia tidak akan dapat mencapai kemenangan apapun, tidak akan berhasil, dan tidak pula akan memperoleh derajat kemuliaan.
Meskipun manusia tidak mampu melihat Tuhan, namun Dia mewujudkan keberadaan-Nya melalui penciptaan segala makhluk ciptaan-Nya. Dia akan mewujudkan Diri-Nya manakala manusia berdoa kepada-Nya. Semua manusia, baik dia seorang raja ataupun pemimpin negara pernah menghadapi situasi gawat, tak ada yang sanggup menolongnya, kecuali doa permohonan kepada Yang Maha Kuasa.
Hal penting lainnya yang perlu diingat adalah setengah orang yang memohon pertolongan Allah hanya dikala susah. Sedangkan mukminin sejati senantiasa berusaha menarik keridhaan Ilahi dalam segala keadaan. Baik untuk urusan pribadi, bisnis maupun urusan agama.
Sebelum melangkah, seorang Mukmin sejati akan senantiasa berusaha mencari karunia dan pertolongan Allah dengan seyakin-yakinnya.
Adakalanya ada setengah orang yang berpikir, jika dengan suatu cara tertentu ia berusaha keras untuk mendapatkan sesuatu, maka pasti ia pun akan berhasil. Namun hendaknya jangan lupa, Allah adalah alimul-ghaib, yang boleh jadi justru menghalanginya baik untuk sementara waktu maupun untuk selamanya, demi kebaikan orang itu sendiri.
Melalui sidqah dan doa (istikharah), Allah Taala akan mengabari orang tersebut, atau melalui keluarga atau pasangan hidupnya. Dia akan memberitahukan mengapa keinginan tersebut ditunda untuk beberapa lama. Adakalanya dikarenakan rasa kepenasarannya, ada setengah orang yang bersikeras menjalankan maksud mereka tersebut; namun setelah beberapa lama kemudian tujuan mereka itu dibukakan, barulah mereka memahami mengapa tidak berhasil. Lalu mereka pun bersyukur kepada Allah yang telah menghindarinya dari keinginan tersebut.
Sesungguhnya Allah Taala telah memberitahukan kita tentang hal ini di dalam Alquran Karim:
وَعَسَى أَن تَكْرَهُواْ شَيْئاً وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تُحِبُّواْ شَيْئاً وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ
“...dan boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal hal itu buruk bagimu. Dan Allah mengetahui, kamu tidak mengetahui. (2:217 / Al-Baqarah)”.
Oleh karena itu, hendaknya jangan selalu memaksakan diri karena ilmu manusiawi terbatas, sedangkan ilmu Allah Swt meliputi segala sesuatu. Dia mengetahui kapan, bagaimana dan dimana sesuatu keinginan dapat terkabul.
Berserah diri kepada kehendak Allah dan memohon pertolongan-Nya melalui ibadah dan doa adalah penting. Karena jika Allah tidak meridhoinya, tentulah segala daya dan upaya yang telah diusahakan akan menjadi mubazir.

Tidak ada komentar: