Senin, 01 Desember 2008

>Umat Terbaik yang Dibangkitkan untuk Kebaikan Umat Manusia

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

Aali ‘Imraan (3) ayat 111 yang artinya:
Kamu adalah umat terbaik, dibangkitkan demi kebaikan umat manusia; kamu menyuruh berbuat kebaikan dan melarang berbuat keburukan, dan beriman kepada Allah…..

Dalam ayat tadi, Allah mengatakan bahwa engkau adalah orang yang terbaik yang telah diciptakan untuk kebaikan seluruh umat manusia. Engkau menyuruh untuk berbuat kebaikan dan melarang berbuat keburukan serta untuk beriman kepada Allah, yang berarti bahwa kami yang menamakan diri kami itu Muslim adalah yang terbaik dari antara umat manusia. Sekarang, sesuai dengan nubuatan dari Y.M. Kanjeng Nabi Muhammad, Rasulullah saw. Juga yang tercantum dalam Alquran, bahwa kita harus beriman kepada segenap utusan Allah taala yang pernah diturunkan ini. Jadi itulah syarat untuk menjadi umat yang terbaik, karena mulai dari Adam sampai pada Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah saw. percaya kepada semua nabi-nabi dan dapat menyatakan bahwa memiliki keimanan yang sempurna. Karena Allah mengatakan bahwa orang-orang itu dinamakan sebagai umat yang terbaik, maka dengan alasan itulah orang-orang tsb harus menyampaikan kabar untuk keshalehan dan kebajikan serta melarang kekejian. Saudara-saudara itu harus selalu memiliki pikiran yang baik tentang orang-orang. Allah berfirman bahwa saudara-saudara itu adalah umat yang baik dan bagus, oleh karena itu saudara-saudara harus memiliki pikiran yang baik terhadap diri saudara-saudara sendiri, untuk istri saudara-saudara dan untuk anak-anak saudara-saudara. Di mana saudara-saudara itu harus memiliki pemikiran yang baik bagi negeri saudara-saudara, bagi bangsa saudara-saudara dan juga bagi bangsa-bangsa yang lainnya. Janganlah saudara-saudara mempunyai pikiran yang buruk tentang mereka ini dan saudara-saudara pun tahu bahwa siapa pun dia itu, berasal dari Negara mana pun dia, berasal dari suku bangsa apa dia itu, dan dari keluarga siapa ia, saudara-saudara itu harus berbuat baik kepada mereka, saudara-saudara harus dapat menarik hati mereka, harus dapat merebut hati dari setiap orang. Adalah kewajiban bagi saudara-saudara bahwa saudara-saudara itu harus dapat menarik hati orang-orang dan jangan sekali-kali berbuat yang tidak baik kepada siapa pun juga. Di mana setiap perbuatan saudara-saudara itu harus memperlihatkan kecintaan saudara-saudara dan saudara-saudara harus melaksanakan semua tugas pekerjaan ini karena ini adalah perintah dari Allah Taala. Jika saudara-saudara tidak mengerjakannya maka keimanan saudara-saudara kepada Allah itu tidak dapat dikatakan sempurna. Jadi, saudara-saudara dapat lihat bahwa Allah Taala itu tidak membangkitkan kami sebagai umat terbaik dengan hanya pernyataan di mulut kita saja bahwa kami adalah Muslim. Sebagaimana saudara-saudara melihat banyak orang Muslim, yang jika saudara-saudara bertanya kepada mereka: “Apakah Tuan seorang Muslim?” Mereka mengatakan “Alhamdulillah kami adalah Muslim”. Tetapi jika melihat pada peri-laku dan perbuatan mereka, saudara-saudara akan melihatnya bahwa bahkan Syaitan pun akan lari dari mereka itu. Jadi, untuk menjadi umat terbaik dari Y.M. Kanjeng Nabi Muhammad, Rasulullah saw. maka saudara-saudara itu haruslah melakukan tindakan terbaik, meninggalkan segala keburukan, yang dengan jalan ini saudara-saudara dapat mengajak dan menyuruh berbuat kebaikan kepada orang-orang lainnya dan melarang mereka dari perbuatan yang buruk. Jika tidak demikian, bilamana saudara-saudara akan berusaha untuk memperbaiki, mereformasi kepada orang lainnya, maka saudara-saudara akan mendapatkan jawaban begini: “Perbaikilah dan koreksi diri Anda sendiri dahulu, bagusilah dan kerjakanlah reformasi pada diri Anda terlebih dahulu!”.
Saudara-saudara tidak akan dapat menjadi umat terbaik dengan menipu atau membodohi orang-orang atau menipu Tuhan. Oleh karena itu, untuk memperkuat diri Anda, untuk memperkuat umat dan organisasi Anda, maka saudara-saudara itu harus mengambil dan menerapkan apa-apa yang baik, apa-apa yang bagus dan kemudian meng-komunikasikannya kepada orang-orang yang lainnya. Bilamana saudara-saudara sudah mengerjakan yang sedemikian, dengan jalan mengikuti kebajikan dan menghentikan diri dari keburukan dan kejahatan, maka pembinaan dan tabligh itu akan kemudian dapat berlanjut. Akan terjadi pembinaan dan pendidikan rohaniah, karena saudara-saudara akan menerapkan kebaikan dan kebajikan dan saudara-saudara akan menghentikan keburukan dan kekejian, yang tentang kebaikan-kebaikan ini sudah banyak kali disebutkan di dalam Kitab Suci Alqur-aan, sebagai contohnya untuk berbuat baik kepada keluarga dekat kita yang adalah merupakan sebuah amanat, yakni memberikan pengorbanan demi untuk kebaikan orang lain; bersimpati kepada sesama manusia, di sana ada pelajaran untuk memiliki pikiran yang baik dan bagus tentang orang lain, untuk berbicara yang benar, untuk memberikan maaf kepada orang lain, untuk memperlihatkan kesabaran dan menahan diri, untuk memenuhi janji saudara dan untuk menghilangkan semua keburukan, apakah keburukan secara zahir ataupun keburukan mental atau rohaniah, di mana saudara-saudara itu harus membersihkan diri saudara dari hal-hal itu semuanya. Harus menghilangkan pikiran yang buruk seperti janganlah hendaknya mempunyai pikiran untuk merugikan dan mengganggu kepada orang-orang lainnya. Keburukan itu seperti memiliki pikiran yang buruk bagi orang yang lainnya, saudara-saudara haruslah membersihkan diri saudara dari hal yang buruk ini. Selanjutnya saudara-saudara harus menyebarkan rasa kecintaan dan kasih-sayang di dalam masyarakat. Saudara-saudara harus memperlakukan kerabat dekat saudara dengan baik. Saudara harus memperlakukan dengan baik para tetangga saudara dan teman sekerja saudara. Perlakuan yang baik itu termasuk bahwa orang-orang yang kaya itu harus membantu dan memelihara orang-orang yang miskin oleh mereka sendiri. Singkatnya saudara-saudara itu harus menyampaikan dan menyebarkan ajaran ini dengan cara yang sedemikian. Dengan cara itu pula, ada banyak keburukan-keburukan yang harus dihentikan dari diri kita sendiri dari melakukan perbuatan tersebut dan juga kita perlu untuk mengingatkan kepada orang lainnya untuk berhenti dari keburukan, karena untuk berbuat baik itu adalah sangat vital untuk pertama-tama menghilangkan keburukan yang ada dalam dirinya terlebih dahulu.
Beberapa kutipan di mana Allah berfirman bahwa keburukan-keburukan ini tidak boleh terdapat di dalam diri seorang mukmin; sebagai contohnya adalah suatu kekikiran bahwa walaupun sudah tahu ada orang yang memerlukan pertolongan tetapi tidak membantunya walaupun ada kemampuannya untuk itu. Kemudian, memiliki rasa curiga, menyalahkan orang lain tanpa dasar, menganggap rendah kepada orang lain, memperlihatkan hasud rasa iri dengki kepada orang lain atau mengatakan hal yang sia-sia. Bukannya menolong diri kita sendiri, tetapi malah kita menyakitinya dengan kata-kata yang sedemikian, dengan pembicaraan yang sedemikian, dengan memfitnah seseorang, dengan berkata dusta. Kebohongan dan kepalsuan adalah merupakan satu laknat yang dapat melibatkan seseorang dalam banyak keburukan-keburukan lainnya. Melanggar janji amanat, penghianatan seperti memandang kepada perempuan dengan niatan yang buruk, juga melanggar janji atau menyalahgunakan amanat yang diberikan oleh seseorang. Ada banyak keburukan yang termasuk di dalamnya, seperti tidak melaksakan tugas kita dengan sepenuhnya.

Untuk menerapkan kebaikan itu maka kita itu harus menghilangkan keburukan terlebih dahulu, karena kebaikan dan keburukan itu tidak dapat jalan bersama-sama. Oleh karena itu, kita harus selalu berusaha bilamana kita melakukan hal-hal kebaikan, melakukan sesuatu kebajikan, kita pun harus menghilangkan beberapa keburukan bersama-sama dengan itu. Dengan cara ini, maka hati dari setiap orang akan dapat dibersihkan untuk bisa terbebas dari segala keburukan. Seorang Muslim telah diperintah untuk melakukan kebaikan di dalam dirinya sendiri, menghentikannya dari keburukan dan mencegah orang lainnya dari keburukan, maka ia itu haruslah pertama-tama mensucikan dirinya terlebih dahulu dan menghentikan dirinya dari keburukan yang ada di dalam dirinya sendiri. Ia sendiri harus menerapkan kebaikan, dan hanya setelah itu barulah ia dapat mengajak orang lain untuk melakukan perbuatan yang baik. Jika kita tidak bekerja seperti itu maka kami itu akan menjadi orang yang munafik dan memiliki dua muka. Kanjeng Nabi Muhammad, Rasulullah saw. telah memberi peringatan yang keras terhadap orang munafik seperti itu dan mengatakan bahwa orang-orang yang sedemikian itu merupakan bahan bakar Api Neraka, yang kata-katanya dan perbuatannya saling bertentangan. Semoga Allah Taala memberi taufik dan kemampuan kepada kita semua untuk dapat mengamalkannya. Aamiin!!!

Jika setelah mendengar peringatan ini orang menjadi takut sehingga kemudian ia akan mengatakan, kalau begitu saya akan diam saja, tidak akan menyuruh pada kebaikan dan tidak melarang berbuat kejahatan karena saya tidak merasa pantas untuk mengatakan itu; jika ada orang yang punya pikiran seperti itu maka ia akan dianggap lalai untuk mengadakan self reformasi. Oleh karena adalah penting sekali untuk mengajarkannya kepada lain orang juga, karena ini adalah perintah dari Allah Taala, bahwa ia harus mengajarkan dan mengajak orang lain pada kebaikan dan pada waktu yang sama ia pun harus meng-analisa dirinya sendiri apakah ia sudah mengadakan reformasi atau belum, ini adalah perkara yang sangat vital.

Ada satu riwayat tentang hal ini bahwa Kanjeng Nabi Muhammad, Rasulullah saw. bersabda, demi Tuhan Yang di Tangan-Nya memegang kehidupan-ku, engkau tentu saja mengajak dan menyuruh orang pada kebaikan dan menghentikan mereka dari perbuatan jahat. Kalau tidak demikian, maka bilamana Allah akan mengirimkan azab-Nya kepada mu, saat itu doa-doamu tidak akan dterima, Astaghfirullah. Jadi, dengan menyelamatkan dirimu dari segala kesulitan dan penderitaan di hari-hari mendatang itu, maka perlulah bagi saudara-saudara untuk melaksanakan tugas dan kewajiban saudara mengajak dan menyuruh orang lain dalam kebaikan dan menghentikan orang-orang lainnya dari perbuatan buruk. Sebagaimana dikatakan bahwa dengan tidak melaksanakan tugas-tugas ini maka kita akan mendapatkan hukuman dan bahkan doa-doamu itupun tidak akan diterima. Ini juga berarti bahwa sebagai hasil dari perbuatan yang baik itu maka doa-doamu juga akan dikabulkan oleh-Nya dan rahmat keberkahan-keberkahan dari Allah Taala akan turun kepada saudara-saudara. Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah saw.biasa banyak kali meminta kepada orang-orang beliau agar mengajak dan menyuruh pada kebaikan dan menghentikan dari perbuatan yang buruk dan beliau juga mengatakan bahwa beliau tidak punya hubungan dengan orang-orang yang tidak melaksanakan tanggung-jawabnya ini. Dalam setiap kesempatan yang sekecil apa pun beliau saw. biasa mengatakan lakukanlah pekerjaan baik dan hentikanlah keburukan.

Sebagai contohnya ada satu riwayat bahwa Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah saw. bersabda bahwa seseorang itu bukanlah dari antara kami, orang yang tidak menarh kasih-sayang kepada anak-anaknya, orang yang tidak melakukan tugasnya untuk menaruh hormat kepada orang yang lebih tua dan yang tidak mengajak dan menyuruh orang lain untuk berbuat kebaikan dan tidak menghentikan orang-orang dari perbuatan yang tidak menyenangkan. Yang berarti bahwa mengajak pada kebaikan ini adalah sedemikian penting dan besarnya sehingga bahkan anak-anak pun dimasukkan di dalamnya. Demikian juga untuk menghormati orang-orang yang lebih tua, para orang tua dan orang-orang yang shaleh di antara kita dan lain-lainnya juga yang seperti itu kami sudah diperintahkan untuk mengerjakannya. Keburukan, yang kami sudah diperintahkan untuk menghentikannya, kepada mereka pun perlu diminta untuk menghentikannya. Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah saw. bersabda, jika kita tidak melaksanakan tanggung-jawab ini maka aku tidak memiliki hubungan dengan kita. Dalam mengajak pada kebaikan dan melarang pada keburukan, Hadhrat Masih Mau’ud a.s. mengatakan adalah perlu untuk menghentikan lidahmu dari kata-kata yang menentang keinginan dari Allah Taala; demikian pula adalah perlu untuk mengucapakan kata-kata untuk menyebarkan kebenaran dan untuk berbicara yang benar.

wa ya‘muruuna bil ma’ruufi wa yanhauna ‘anil munkari (3:105) itulah yang selayaknya bagi orang-orang beriman, Amal bil ma’ruf dan nahi ‘anil munkar ketika mengatakan engkau menyuruh pada kebaikan dan melarang terhadap kejahatan, maka adalah perlu bahwa pertama-tama orang itu harus membuktikannya dari amalannya sehari-hari, bahwa dia itu memiliki kualitas yang sedemikian itu di dalam dirinya. Karena, sebelumnya orang itu akan dapat mempengaruhi orang-orang lainnya, maka adalah perlu baginya untuk pertama-tama mempengaruhi dirinya terlebih dahulu. Jadi, kita haruslah ingat bahwa janganlah sampai kita berhenti dari mengatakan kata-kata yang menyuruh pada kebaikan dan melarang keburukan. Tentu saja orang itu harus melihat pada situasinya dan contextnya serta cara saudara itu haruslah sangat baik dan manis budi, harus selalu ada rasa ketertarikan di dalamnya. Secara itu pula adalah satu dosa yang besar untuk berbicara yang bertentangan dengan taqwa yang adalah kebajikan, kebenaran dan keadilan. Saudara-saudara haruslah selalu ingat bahwa untuk berbicara benar itu janganlah pernah ragu-ragu, karena keberanian untuk menyuruh pada kebaikan dan melarang pada kejahatan, itulah apa yang dapat diperlihatkan betapa kita itu melaksanakan perintah dari Allah ini dan seberapa besarnyakah keberanian yang kita miliki. Tetapi amalan dari seorang mukmin itu haruslah sesuai dengan perintah ini. Bilamana kita dapat memperlihatkan amalan saudara itu maka hal ini dapat memberikan pengaruh kepada yang lainnya. Bilamana saudara-saudara akan mempraktekkannya maka untuk mendukungnya itu tidaklah memerlukan kekerasan ataupun pemaksaan. Kata-kata yang baik dari orang semacam itu hanyalah akan memberikan dampak pengaruh jika apa yang dipraktekkannya itu bagus. Jika di sana ada taqwa atau di sana ada keshalehan di dalam hati dari orang tersebut dan ada rasa takut kepada Tuhan di dalam hatinya, maka jika engkau itu berbicara secara bijaksana sesuai dengan situasi dan keadaannya maka kata-kata engkau yang bagus itu akan memberikan efek pengaruh kepada mereka. Tetapi adalah perlu untuk memberikan nasihat atau peringatan itu sesuai dengan situasinya dan dalam context-hubungan-nya. Jika kita melihat sesuatu yang buruk pada seseorang dan berusaha untuk mengingatkannya di hadapan public maka orang itu tidak akan memperoleh pengaruh dari nasihat tersebut. Bahkan mungkin pula bahwa ia akan melakukan lebih besar lagi eksesnya dalam perilaku buruknya yang ia akan perlihatkan. Oleh karena itu untuk memberikan nasihat dan menjelaskannya adalah perlu bahwa saudara itu mengetahui keadaan situasinya, hubungan context-nya dan harus dengan perasaan ketakwaan, rasa takut kepada Tuhan. Jika kita dapat berbuat seperti ini maka sesuai dengan janji dari Tuhan, saudara akan berhak untuk memperoleh Rahmat Belas-kasihan-Nya serta Keberkahan-Nya. Allah telah berfirman di suatu tempat lain bahwa Aku pasti akan memperlihatkan belas kasih-sayang-Ku kepada mereka yang beramal sesuai dengan perintah-Nya.
Semoga Allah Taala memberi taufik dan kemampuan kepada kita semua untuk dapat melaksanakan ini. Aamiin!!

Tidak ada komentar: