Selasa, 26 Agustus 2014

Lintasan Sejarah: Latar Belakang Pembentukan Daulah Khilafah

Rupanya sejarah yang melatarbelakangi dorongan orang-orang untuk membentuk daulah khilafah, seperti yang dilakukan oleh ISIS di Syria dan Boko Haram di Nigeria Utara. Berikut sedikit lintasan sejarah yang dimaksudkan.

Sejak Hazrat Ali ra dibunuh oleh Ibnu Muljam di Kufah atas perintah Hurkus pimpinan Khawarij, praktis Muawiyah melenggang dengan mudah untuk memproklamirkan diri sebagai "Khalifah" tapi masih malu-malu kucing! Karena sesungguhnya daerah kekuasaannya hanya sekitar Syria dan Damaskus sebagai pusatnya. Penolakan secara diam-diam terjadi di Hejaz, di bawah pimpinan  Abdullah Ibnu Zubair cucu Abubakar  Siddiq ra (Khalifah pertama), yang didorong mewakili golongan Anshar untuk menjadi Khalifah.

Sementara itu orang-orang di Kufah mengangkat Hasan bin Ali ra, namun kemudian lebih memilih hidup tenang di Madinah atas subsidi Muawiyah. Sehingga digantikan oleh Husein-adiknya- yang kemudian terjadi peristiwa "Pembantaian di Karbala" oleh Yasid al Khamr (si peminum/pemabok!). Kejadian ini memicu kondisi golongan Syiah menjadi lebih solid!

Kemudian Yasid al Khamr - dibantu pasukan dari Arab Syria suku Kalb yang Kristen- menyerbu Madinah dan menghancurkan Kabah di Mekkah (Hajar Aswad pecah jadi 3 bagian!), dan berhasil menangkap Abdullah Ibnu Zubair, kepalanya dibawa ke Damascus dan badannya digantung di Mekkah. Setelah 40 hari kemudian kepalanya disatukan dan diserahkan kepada ibunya Asma binti Abubakar(adiknya Aisah binti Abubakar/istri terkasih Rosullullah saw).

Inti dari kisah ini adalah sederhana, karena sepeninggal Rasulullah saw dan Khulafa ur'Rosyidin, "mereka" telah keliru dalam memahami sistem "Khilafat". Mereka pikir bisa dengan usaha "manusia" dengan pola "Daulah Khilafah"/Kerajaan Pemerintahan Khilafah (di ISIS ada spanduknya: "pertahankan daulah khilafah!). Akibat dari pemahaman ini sejak saat itu terus terjadi perebutan posisi Khalifah. Dari Umayah ke Abassiyah terus Fathimiyah terus Ayyubiyah dan lanjut ke Ustmani, dengan penuh darah, derita dan air mata, tidak ada satupun yang mau patuh, selain itu jangkauan daerah kekuasaannya pun sangat terbatas.

Hal ini terbukti lokasi ISIS terbatas hanya Iraq dan Syria begitu juga lokasi Boko Haram di Nigeria bagian Utara. Dan mereka tidak mau saling tunduk.

Bandingkan dengan Khilafat Ahmadiyah,karena didasarkan pada "Nubuwah", maksudnya atas izin Allah swt maka terus eksis di 206 negara dan akan terus maju ke seluruh bumi. Tidak dibatasi oleh wilayah geografis, meskipun memang ada gangguan-gangguan persekusi di beberapa negara tertentu, tetapi toh tetap berderap maju berkembang luas. Seperti seolah-olah tanpa hambatan berarti. Insya Allah....

Catatan:
Golongan khawarij itu timbul oleh rasa kecewa yang amat sangat, karena Hadhrat Ali ra mengadakan perjanjian damai dengan Muawiyah yang berujung pada "penipuan". Oleh karenanya Hurkus panglima perangnya Hazrat Ali ra membelot dan membuat kelompok sendiri, yang kemudian oleh umat Islam diberi julukan "Khawarij"- yang artinya keluar dari Islam, karena melakukan tindak kekerasan dan sampai pembunuhan, bahkan kepada orang Muslim sendiri. Saat itu dikenal jargonnya yang hebat adalah "La Hukma Illallah"(tegakkan hukum Allah). Dia mengirim pembunuh ke Kufah- Ibnu Muljam untuk menghabisi Hazrat Ali ra, ke Damaskus-Al Hujaj untuk membunuh Muawiyah dan Amr ibn Abubakar, ke Mesir untuk membunuh Amr ibn Ash. Ketiga orang tsb (Ali ra, Muawiyah, dan Amr) dianggap sebagai biang perpecahan umat Islam! Maka oleh karenanya harus dihabisi. Akan halnya Abdullah ibn Zubair, karena kaum Anshar merasa "berhak" juga untuk mengajukan Khalifah maka dipilihlah Abdl ibn Zubair sebagai Khalifah. mengingat Khalifah Umayah Yasid al Khamr perilakunya jelas-jelas tidak Islami(bila mengadakan acara pesta-pesta ybs mengajari Abu Qays monyetnya untuk ikut minum-minum sampai mabok!). Selain itu Abdl ibn Zubairlah yang menyarankan Hazrat Husein untuk ke Kufah, padahal tahu kalau situasi dan kondisinya tidak kondusif. Sampai terjadilah peristiwa Karbala.

Jadi singkatnya yang menginginkan menjadi Khalifah sepeninggal Hadhrat Ali ra itu ada 3 kelompok, Umayah dengan Yasid al Khamr, kaum Anshar di Hejaz degnan Abdl ibn Zubair, dan Syiah dengan Hz Husein. Menurut ketentuan dari Hz. Umar ra bahwa Khalifah tidak diturunkan/diwariskan. Pernyataan itu ditandatangani juga oleh Hz Usman ra, Hz Ali ra.


Sementara jauh hari sebelum kejadian itu, Fairus – orang Persia – untuk pertama kalinya mencoba melakukan aksi pembunuhan kepada seorang Khalifah. Aksi pertamanya dilakukan kepada Hadhrat Khalifah Umar bin Khatab ra, yang akibat dari perbuatannya itu mengalami luka tusuk yang serius. Setelah kejadian itu  Hz.Umar ra (yang dalam keadaan sakit) membentuk sebuah formatur yang diketuaioleh Abdurrahman bin Auf dengan anggota-anggotanya Saad bin Abi Waqqas,Thalhah bin Ubaidillah,Zubair bin Awwam,Ustman ra bin Affan dan Ali ra bin Abi Thalib. Dalam perdebatan yang cukup seru akhirnya diputuskan oleh ketua formatur, bahwa Ustman ra bin Affan sebagai Khalifah berikutnya menggantikan Umar bin khattab ra karena akhirnya beliau wafat karena luka-lukanya itu.

Demikian fakta sejarahnya, mereka telah melupakan sabda Rosullullah saw. Untuk keselamatan dan kedamaian ikutilah laa Mahdi illa Isa dengan Khilafatin alla minhajin Nubuwah. Bila kalian kelak bertemu dengan laa Mahdi illa Isa sampaikanlah salamku padanya.


[dari berbagai sumber]


Tidak ada komentar: