Rupanya sejarah yang melatarbelakangi dorongan orang-orang untuk membentuk daulah khilafah, seperti yang dilakukan
oleh ISIS di Syria dan Boko Haram di Nigeria Utara. Berikut sedikit lintasan
sejarah yang dimaksudkan.
Sejak Hazrat Ali ra dibunuh oleh Ibnu Muljam di Kufah atas perintah Hurkus
pimpinan Khawarij, praktis Muawiyah melenggang dengan mudah untuk
memproklamirkan diri sebagai "Khalifah" tapi masih malu-malu kucing!
Karena sesungguhnya daerah kekuasaannya hanya sekitar Syria dan Damaskus sebagai
pusatnya. Penolakan secara diam-diam terjadi di Hejaz, di bawah pimpinan Abdullah Ibnu Zubair cucu Abubakar Siddiq ra (Khalifah pertama), yang didorong
mewakili golongan Anshar untuk menjadi Khalifah.
Sementara itu orang-orang di Kufah mengangkat Hasan bin Ali ra, namun kemudian
lebih memilih hidup tenang di Madinah atas subsidi Muawiyah. Sehingga digantikan
oleh Husein-adiknya- yang kemudian terjadi peristiwa "Pembantaian di
Karbala" oleh Yasid al Khamr (si peminum/pemabok!). Kejadian ini memicu
kondisi golongan Syiah menjadi lebih solid!
Kemudian Yasid al Khamr - dibantu pasukan dari Arab Syria suku Kalb yang
Kristen- menyerbu Madinah dan menghancurkan Kabah di Mekkah (Hajar Aswad pecah
jadi 3 bagian!), dan berhasil menangkap Abdullah Ibnu Zubair, kepalanya dibawa
ke Damascus dan badannya digantung di Mekkah. Setelah 40 hari kemudian kepalanya
disatukan dan diserahkan kepada ibunya Asma binti Abubakar(adiknya Aisah binti
Abubakar/istri terkasih Rosullullah saw).
Inti dari kisah ini adalah sederhana, karena sepeninggal Rasulullah saw dan
Khulafa ur'Rosyidin, "mereka" telah keliru dalam memahami sistem
"Khilafat". Mereka pikir
bisa dengan usaha "manusia" dengan pola "Daulah Khilafah"/Kerajaan Pemerintahan Khilafah (di ISIS ada
spanduknya: "pertahankan daulah
khilafah!). Akibat dari pemahaman ini sejak saat itu terus terjadi
perebutan posisi Khalifah. Dari Umayah ke Abassiyah terus Fathimiyah terus
Ayyubiyah dan lanjut ke Ustmani, dengan penuh darah, derita dan air mata, tidak
ada satupun yang mau patuh, selain itu jangkauan daerah kekuasaannya pun sangat terbatas.
Hal ini terbukti lokasi ISIS terbatas hanya Iraq dan Syria begitu juga
lokasi Boko Haram di Nigeria bagian Utara. Dan mereka tidak mau saling tunduk.
Bandingkan dengan Khilafat Ahmadiyah,karena didasarkan pada "Nubuwah", maksudnya atas izin Allah swt maka terus eksis di 206 negara dan akan terus maju ke seluruh bumi. Tidak dibatasi oleh wilayah geografis, meskipun memang ada gangguan-gangguan persekusi di beberapa negara tertentu, tetapi toh tetap berderap maju berkembang luas. Seperti seolah-olah tanpa hambatan berarti. Insya Allah....
Catatan:
Golongan khawarij itu timbul oleh rasa kecewa yang amat sangat, karena
Hadhrat Ali ra mengadakan perjanjian damai dengan Muawiyah yang berujung pada "penipuan".
Oleh karenanya Hurkus panglima perangnya Hazrat Ali ra membelot dan membuat
kelompok sendiri, yang kemudian oleh umat Islam diberi julukan "Khawarij"- yang artinya keluar dari
Islam, karena melakukan tindak kekerasan dan sampai pembunuhan, bahkan kepada
orang Muslim sendiri. Saat itu dikenal jargonnya yang hebat adalah "La Hukma Illallah"(tegakkan hukum
Allah). Dia mengirim pembunuh ke Kufah- Ibnu Muljam untuk menghabisi Hazrat Ali
ra, ke Damaskus-Al Hujaj untuk membunuh Muawiyah dan Amr ibn Abubakar, ke Mesir
untuk membunuh Amr ibn Ash. Ketiga orang tsb (Ali ra, Muawiyah, dan Amr)
dianggap sebagai biang perpecahan umat Islam! Maka oleh karenanya harus
dihabisi. Akan halnya Abdullah ibn Zubair, karena kaum Anshar merasa "berhak"
juga untuk mengajukan Khalifah maka dipilihlah Abdl ibn Zubair sebagai
Khalifah. mengingat Khalifah Umayah Yasid al Khamr perilakunya jelas-jelas tidak
Islami(bila mengadakan acara pesta-pesta ybs mengajari Abu Qays monyetnya untuk
ikut minum-minum sampai mabok!). Selain itu Abdl ibn Zubairlah yang menyarankan
Hazrat Husein untuk ke Kufah, padahal tahu kalau situasi dan kondisinya tidak
kondusif. Sampai terjadilah peristiwa Karbala.
Jadi singkatnya yang menginginkan menjadi Khalifah sepeninggal Hadhrat Ali ra
itu ada 3 kelompok, Umayah dengan Yasid al Khamr, kaum Anshar di Hejaz degnan
Abdl ibn Zubair, dan Syiah dengan Hz Husein. Menurut ketentuan dari Hz. Umar ra
bahwa Khalifah tidak diturunkan/diwariskan. Pernyataan itu ditandatangani juga
oleh Hz Usman ra, Hz Ali ra.
Sementara jauh hari sebelum kejadian itu, Fairus – orang Persia – untuk pertama
kalinya mencoba melakukan aksi pembunuhan kepada seorang Khalifah. Aksi
pertamanya dilakukan kepada Hadhrat Khalifah Umar bin Khatab ra, yang akibat
dari perbuatannya itu mengalami luka tusuk yang serius. Setelah kejadian itu Hz.Umar ra (yang dalam keadaan sakit) membentuk
sebuah formatur yang diketuaioleh Abdurrahman bin Auf dengan anggota-anggotanya
Saad bin Abi Waqqas,Thalhah bin Ubaidillah,Zubair bin Awwam,Ustman ra bin Affan
dan Ali ra bin Abi Thalib. Dalam perdebatan yang cukup seru akhirnya diputuskan
oleh ketua formatur, bahwa Ustman ra bin Affan sebagai Khalifah berikutnya
menggantikan Umar bin khattab ra karena akhirnya beliau wafat karena luka-lukanya
itu.
Demikian fakta sejarahnya, mereka telah melupakan sabda Rosullullah saw. Untuk
keselamatan dan kedamaian ikutilah laa Mahdi
illa Isa dengan Khilafatin alla minhajin
Nubuwah. Bila kalian kelak bertemu dengan
laa Mahdi illa Isa sampaikanlah salamku padanya.
[dari berbagai sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar