Selasa, 31 Juli 2012

MASALAH PASTI DATANG



Dalam Al-Qur'an , secara eksplisit telah dijelaskan bahwa Tuhan sesungguhnya tidak akan membebani ciptaan-Nya (manusia) dengan masalah yang melebihi kemampuan hamba-Nya. Dalam kata lain, ketika Tuhan menimpakan sebuah masalah kepada seorang hamba, maka Dia sesungguhnya telah mengukur kadar dari masalah tersebut agar hamba-Nya mampu memikulnya. Adalah hal yang logis, jika Tuhan menimpakan sebuah masalah kepada hamba-Nya, namun kemudian Dia juga memberikan kesempatan kepada hamba-Nya tersebut untuk berusaha sekuat tenaga agar mampu menanggung beban masalah tersebut. Di sanalah letak keadilan Tuhan.

Ibarat sebuah timbangan, jika

kekuatan maksimalnya hanya seratus kilogram, maka jika dibebani lebih dari itu timbangan tersebut sejatinya tidak akan dapat mendeteksi berapa jumlah berat benda yang ditimbangnya, bahkan salah-salah timbangan tersebut akan ambruk, dan tak dapat dipakai lagi. Maka dari itu, timbangan yang kekuatannya hanya seratus kilogram tidak akan dibebani dengan benda yang beratnya melebihi dari itu. Alangkah adilnya kekuasaan Tuhan, sehingga Dia menjanjikan kepada ciptaan-Nya bahwa mereka telah ditetapkan kemampuan-Nya dan ditetapkan pula ujian-Nya.

Pernyataan dalam salah satu ayat Al-Quran yang menyebutkan bahwa Tuhan akan berlaku adil terhadap kemampuan makhluk-Nya, menunjukkan bahwa di tengah-tengah masalah yang sedang Anda hadapi, ternyata akan senantiasa ada cinta Tuhan. Sadari dan terus sadari, bahwa masalah merupakan keniscayaan dalam hidup Anda. Namun demikian bukan hal yang mustahil bagi Anda untuk menghadapinya. Tak ada seorang pun di dunia ini, yang sama sekali tidak pernah mengalami masalah. Oleh karena keniscayaan itu, maka wajar jika masalah senantiasa datang silih berganti. Namun, bukankah kita tetap harus yakin bahwa semua masalah yang menimpa kita pada hakekatnya dapat kita hadapi, yakni dengan kekuatan cinta dan pertolongan Tuhan?

Sekali lagi, fungsi dan kadar dari sebuah masalah sangat tergantung kepada si penerima masalah itu. Akankah dia menganggapnya sebagai pembangkit kepercayaan diri, atau justru menjadikan sebagai penghancur perasaan, sehingga membunuh sikap optimisme dan meleburkan diri ke dalam perasaan pesimisme yang penuh keputusasaan.

Janji Tuhan yang tertuang dalam teks-teks suci Al-Quran itu jangan pernah kita sepelekan. Karena kalau kita mau belajar dari sejarah orang-orang sukses terdahulu, kita akan banyak menemukan banyak figur yang tabah dan sabar menghadapi kenyataan hidup, namun kemudian mereka dapat menggapai kemuliaan di sisi manusia sekitarnya tanpa terduga. Faktor apa lagi yang menyelamatkan mereka kalau bukan atas pertolongan Tuhan.

Figur-figur seperti Nabi Muhammad, yang tabah dan sabar menghadapi cemoohan orang-orang Quraisy dalam mengemban misi mulia menyebarkan agama Islam. Hasilnya, sekarang Islam menjadi salah satu agama besar di dunia, dan Nabi Muhammad menjadi tokoh panutan yang diagung-agungkan oleh para pengikutnya. Kita pula tentu ingat perjuangan seorang ilmuwan Thomas alva edison, sang penemu lampu pijar. Awalnya Edison dicemooh banyak orang pada zamannya. Ia dianggap sebagai orang gila yang mempunyai cita-cita nan mustahil untuk diwujudkan, namun pada akhirnya ia diakui sebagai ilmuwan besar yang teori-teorinya banyak dikembangkan oleh para ilmuwan setelahnya.

Demikian pula, teks-teks kitab suci yang dibawa para utusan Tuhan terdahulu memiliki nilai-nilai filosofis yang tidak saja sekedar untuk diimani, tapi juga dipelajari secara mendalam dan dipraktekan dalam kehidupan kita. Karena teks-teks tersebut telah membuktikan kebenaran, jika kita mau mengamatinya dengan penuh ketelitian. Pernyataan yang difirmankan Tuhan di atas itu pulalah yang membuktikan bahwa masalah menjadi sebuah hukum alam atau sunatullah yang harus terus berlangsung dalam kehidupan manusia.

Ada tujuan-tujuan tertentu berkaitan dengan hal itu. Sejarah membuktikan banyak sekali kenyataan bahwa para Nabi yang diutus Tuhan hampir semuanya mengalami masalah, yakni penentangan dan pembangkangan dari sebagian umatnya, bahkan acap kali penentangan itu berubah menjadi ancaman yang membahayakan nyawa mereka. Bukankah kalau Tuhan berkehendak, Dia dapat saja menetapkan perjalanan hidup para utusan-Nya sebagai perjalanan yang mulus dan tanpa masalah? Tanpa penentangan, tanpa upaya peperangan dari umat yang diseru oleh mereka. Tapi Tuhan rupanya tidak berkehendak seperti itu, Dia tetap memberikan ujian dan beragam masalah kepada para manusia suci utusan-Nya itu, meskipun akhirnya Tuhan memberikan hadiah kemenangan bagi para utusan-Nya.

Hal tersebut bagi kita menjadi semacam pelajaran berharga. Bahwa Tuhan akan senantiasa bersama dengan orang-orang yang sabar dan tabah menghadapi sejumlah masalah demi mewujudkan visi hidup, yang tidak lain adalah jalan kebenaran yang diyakini oleh kita. Tuhan seolah-olah telah menciptakan skenario besar kehidupan, bahwa kalau seseorang ingin menjadi pemenang atau dalam kata lain ingin mejadi ‘orang sukses’, maka harus terlebih dahulu terlibat dalam sebuah perjuangan panjang yang meniscayakan adanya momen berhadap-hadapan dengan beragam masalah.

Orang yang mampu meyakini masalah sebagai hukum alam yang pasti ada, dan pasti datang, kemudian berusaha melebur di dalamnya dan mencari jalan keluar terbaik, maka dialah sebagai pemenangnya. Pemenang dalam sebuah permainan mewujudkan misi besar kehidupan.

Maka dari itu, jangan sekali-kali menganggap diri Anda sebagai orang yang bodoh serta selalu tertimpa kesialan jika hari-hari Anda dipenuhi dengan masalah yang bertubi-tubi. Siapa mengira, bahwa masalah yang terus datang bagaikan gelombang samudera itu, akan menjadikan diri Anda sekuat batu karang. Anda tentu tahu bukan? Bahwa seseorang yang sering dipukul, lama kelamaan akan merasakan pukulan itu menjadi hal yang biasa. Dari dalam dirinya akan timbul kekebalan secara otomatis, yang kemudian mampu menahan pukulan-pukulan serupa dengan tenang, meski awalnya pukulan-pukulan tersebut terasa sakit luar biasa. Hal tersebut tentu bisa terjadi setelah melalui proses pelatihan yang tidak sebentar.

Hal demikian juga terjadi akan halnya pada orang yang sudah terbiasa hidup susah dan memprihatinkan, kondisim sesulit apapun bisa menjadi sesuatu yang biasa saja. Orang yang terbiasa hidup miskin akan lebih mampu menghadapi masa-masa krisis ekonomi dibandingkan dengan orang-orang yang biasa hidup bergelimang kekayaan. Orang yang biasa miskin tidak akan susah ketika tiba-tiba menjadi orang kaya, tetapi sebaliknya orang kaya belum tentu bisa menghadapi kenyataan ketika dirinya jatuh miskin. Banyak mereka yang stress atau frustasi bahkan bunuh diri.

Bersyukurlah jika Anda terlalu sering dihadapkan pada beragam masalah, itu artinya diri Anda sedang terbentuk menjadi pribadi yang tangguh dan tidak mudah menyerah, bersiap-siaplah Anda songsong kemenangan atas upaya ketabahan dan kesabaran Anda menghadapi serta menyelesaikan masalah.Seorang teman saya pernah bercerita, ketika dirinya sedang melakukan perjalanan dengan menggunakan sepeda motor, tiba-tiba mesin motornya mendadak mati di tengah-tengah perjalanan. Awalnya, ia bingung dan sempat panik bercampur kesal, ia memaki apa saja yang dapat ia maki, bahkan sesuatu yang tidak ada kaitannya dengan kerusakan pada mesin sepeda motornya pun ikut-ikutan dia maki.

Wajar kalau demikian kejadiannya, saat itu kendaraan yang ditumpanginya seorang diri mogok di suatu tempat yang jauh kesana-kemari. Mencari bengkel pun tidak mungkin, dan sepertinya akan sia-sia dan buang-buang waktu saja, karena tempat tersebut sepertinya sangat jauh dari perkampungan yang memungkinkan adanya bengkel sepeda motor. Kemudian ia berinisiatif mengeluarkan telepon selularnya, bermaksud hendak menelepon seorang teman yang barangkali bisa membantunya. Namun sial, di tempat tersebut tidak ada sinyal, sehingga telepon genggamnya itu tak dapat dipergunakan.

Kepanikannya semakin bertambah, namun kesadaran seorang kawan tersebut segera muncul. Tidak mau terjebak di tempat yang sunyi itu, apalagi hari mulai sore, ia pun akhirnya mencoba membongkar busi sepeda motornya. Padahal, sebelumnya ia sama sekali tidak berani membongkar-bongkar onderdil sepeda motor. Namun, karena nalurinya mengatakan untuk bertindak seperti itu, apalagi ia sedang dalam dalam situasi terdesak, maka ia lakukan juga. Tidak ada yang dapat menolong, kecuali dirinya sendiri. Tanpa sengaja, setelah ia berinisiatif membersihkan kepala busi yang basah dan memasangnya kembali, sepeda motornya bisa dihidupkan lagi.

Atas peristiwa itu, setiap ia mengalami masalah serupa, ia bisa mengatasinya sendiri, padahal sebelumnya, setiap sepeda motornya mogok, selalu ia serahkan perbaikannya kepada mekanik di bengkel sepeda motor. Atas peristiwa tersebut, selanjutnya ia berusaha belajar memahami mesin sepeda motor dengan cara bertanya-tanya kepada orang-orang yang mengerti, atau para teknisi di bengkel sepeda motor yang berada di dekat rumahnya. Tanpa mengalami peristiwa itu, mungkin ia tidak akan pernah mengerti tentang mesin sepeda motor sampai kapan pun.

Peristiwa di atas membuktikan bahwa setiap manusia memiliki naluri untuk bertahan dan menghadapi sebuah masalah. Jadi, bersyukurlah Jika Anda menjadi salah seorang yang terus menerus dilanda masalah. Artinya, Anda mempunyai peluang dan kesempatan besar untuk menjadi orang yang tegar dan bisa belajar lebih banyak. Masalah yang datang silih berganti, atau bertubi-tubi, sangat mungkin menjadi media instrospeksi diri terhadap apa yang telah diperbuat selama ini. Masalah, membuat kita menjadi lebih mengerti makna realita hidup ini.

KOMENTAR : Setiap masalah datang kepada kita, sikap penolakan kerap kali muncul dari dalam diri kita. Hal itu karena kita memandang masalah sebagai sesuatu yang akan merusak hidup dan masa depan kita. Kita tak ingin hari-hari kita diliputi dengan masalah. Tak sedikit pun keuntungan yang dapat kita ambil dari hari-hari penuh masalah itu, hanya kerugian dan kerugian saja. Sepertinya kita lebih baik menghindar, atau mungkin lari dari masalah-masalah yang jelas-jelas akan menghadang jalan hidup atau karir kita. Pura-pura tidak tahu atau tidak mengerti atas masalah yang terjadi di sekitar kita, baik dalam lingkungan keluarga atau tempat kerja, menjadi jalan terbaik agar kita tidak terlibat dalam masalah itu. Sekali kita terlibat, mau tidak mau kita akan berurusan dengan orang-orang di sekitar kita itu, dan hal yang demikian itu akan membuat diri kita lelah, pikiran pusing, dan hari-hari menjadi tidak menyenangkan

SOLUSI : Menyadari sepenuhnya bahwa masalah adalah sesuatu yang niscaya kedatangannya, akan membuat diri kita semakin siap untuk mengadapinya. Sikap penolakan atau menghindar dari sebuah masalah yang jelas-jelas ada di depan mata, akan membuat hidup kita semakin dipenuhi oleh masalah, dan semakin lama masalah yang tidak coba kita hadapi itu akan semakin bertumpuk dan rumit. Anggaplah masalah itu seperti halnya peristiwa lain yang kerap datang dalam kehidupan kita, seperti ketika kita mengalami kebahagiaan,
kegembiraan, keberuntungan dan lain sebagainya. Meskipun selalu kita harapkan namun peristiwa-peristiwa itu tidak senantiasa datang dengan sendirinya. Kegembiraan kadang juga datang tanpa kita duga-duga, demikian halnya masalah. Mulailah menganggap bahwa masalah adalah sesuatu yang biasa dan wajar terjadi dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, kita pun harus menghadapinya dengan wajar pula.

“Kegagalan kita memecahkan sebuah masalah, mungkin lebih sering disebabkan oleh tidak adanya kesabaran disbanding tidak adanya tekad atau keinginan.”

Tidak ada komentar: