Senin, 25 Agustus 2008

>ALIANSI - GOLONGAN – UMAT ISLAM yang BERSATU di akhir zaman ini

• Boleh dikata, hampir semua golongan umat Islam dalam kurun waktu yang akhir-akhir ini mereka bersatu-padu (Hebat bukan? Ya, tapi bukan begitu!), lihat saja mulai dari Aliansinya, Aliansi Umat Islam Indonesia, dalam berbagai nama, Gerakan Umat Islam Indonesia – GUII Umarella alias Habib Abdurahman Assegaf, Front Umat Islam, Front Pembela Islam – FPI Habib Riziek, Munarman, Sobri Lubis Sek.Jen., Forum Umat Islam Indonesia Mashadi – M. Al-Khathkhath Sekjen FUI, Gerakan Anti Aliran Sesat, Hizbut Tahir Indonesia – HTI, Komite Solidaritas untuk DUNIA Islam – KISDI / dahulu Ketuanya Ahmad Sumargono sekarang Ketua Umum Gerakan Persaudaraan Muslim, Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam – LPPI Amin Djamaluddin, Majlis Mujahiddin Indonesia, MMI Abu Bakar Baasyir Ngruki – Embahnya Bom Amrozi, Pon.Pes. Asy Syafi’iyah yang Pimpinannya KH. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i, Suryadharma Ali – Ketua Umum PPP, Tifatul Sembiring – Ismail Yusanto PKS, Mahendradatta – Ketua TPM dan lain-lainnya, lain-lainnya lagi; belum lagi dengan sabda-sabdanya Sang Amidhan dan Ma’ruf Amin – MUI dan Pak Wisnu.

• Mereka-mereka ini semuanya bersatu-padu (hebat?) dengan hanya satu tujuan: “Membubarkan Ahmadiyyah!” Hebatnya itu seolah-olah, sekali lagi seolah-olah, mereka itu merupakan satu faham, berada dalam satu kesefahaman dan satu itikad di dalam ke-Islaman mereka itu. Padahal semua orang juga tahu bahwa itikad dan keyakinan, keimanan mereka dalam Islam itu satu sama lainnya tidak seragam dan sama sekali tidak sama. Yang samanya hanyalah satu saja yaitu: “Bubarkan Ahmadiyyah”. Itulah keinginannya mereka ini …..

• Ini adalah salah satu bukti tentang “fulfillment” sabda Y.M. Khaatamul Anbiyyaa Muhammad Rasulullah s.a.w. yang telah menubuatkan: ‘Sataftariqu haadzihil umatu ‘alaa tsalaatsiw wa sab’iina firqatu kulluhaa fin-naari illaa waa hidatan” - yakni, “Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, semuanya akan masuk neraka, kecuali satu golongan”. Jadi selain dari 72 golongan yang mainstream itu, hanya ada satu golongan yang mendapat ridha Allah SWT. Demikian sabda Nabi Yang Mulia Muhammad Rasulullah saw.

• Untuk membedakan mana “golongan (minoritas) yang satu” terhadap golongan “mainstream” yang mayoritas banyak itu, ini mudah saja! Bagi orang yang beriman kepada Allah Yang Maha Kuasa, ini nampak dengan jelas bagi orang yang beriman, yaitu percaya pada Firman Allah SWT. yang ada dalam Al Qur-aan. Sedangkan golongan yang banyak itu selalu merujuk, mengekor pada pendapat, ijma atau hasil kongres orang-orang/manusia itu, yang namanya OKI-lah, Rabithah-lah, Parlemen (Pakistan)-lah dan yang semacam itu.

• Bagi orang yang memiliki keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa – Azas Pancasila Butir 1, inilah ayat-Nya:
Qul athii’ullaaha war rasuula fa ini tawallau fa innallaaha laa yuhibbul kaafafiriin = Katakanlah: “Taatlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya; tetapi jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang kafir”. Demikianlah dari Surah Aali ‘Imran ayat 32 itu sudah jelas siapa yang tidak mendapat ridha Allah seperti yang disebutkan dalam hadits Nabi saw. di atas.

• Atau bisa saja mereka yang mainstream itu punya pendapat yang lain, atau ada perselisihan pendapat. Maka dalam hal ini jika ulama mainstream ini memang benar-benar beriman kepada Allah SWT., inilah firman-Nya:
…. Maka jika kamu berselisih dalam suatu urusan, kembalikanlah hal itu kepada Allah dan Rasul ….. Fa ini tanaaza’tum fii syai-in fa rudduuhu ilallahi war rasuuul …… (An Nisaa’ ayat 59).

• Wasiyat Nabi saw. dalam perjalanan Hajinya terakhir, beliau saw. berkhutbah a.l.:
….. Wahai manusia sekalian! Perhatikanlah kata-kataku ini! Aku tidak tahu, kalau-kalau sesudah tahun ini, dalam keadaan seperti ini, tidak lagi aku akan bertemu dengan kamu sekalian. ………”
“Perhatikanlah wahai manusia. Aku sudah menyampaikan ini. Ada masalah yang sudah jelas kutinggalkan di tangan kamu, yang jika kamu pegang teguh, kamu tidak akan sesat untuk selama-lamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasulullah. Wahai manusia sekalian! Dengarkanlah kata-kataku ini dan perhatikan! Kamu harus mengerti, bahwa setiap Muslim adalah saudara Muslim yang lain, dan semua kaum Muslim adalah bersaudara. Tidak dibenarkan seseorang mengambil sesuatu dari saudaranya, kecuali jika dengan senang hati diberikan kepadanya. Janganlah kamu menganiaya dirinu sendiri! Ya Allah sudahkah ini aku sampaikan ………?” (Sejarah hidup Nabi saw.)
Hadits Nabi Muhammad s.a.w.: “Inna banii israa-iila tafarraqta ‘alaa tsintaini wa sab’iina millatan wa taftariqu ummatii ‘alaa tsalaatsinw wa sab’iina millatan. Kulluhum finnaari illaa millatan. Qaaluu man hiya yaa rasulallaahi? Qaalu maa anaa ‘alaihi wa ashaabii.” Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: “Bani Irail telah terpecah dalam 72 golongan, sedangkan umatku akan terpecah menjadi 73 golongan. Kesemuanya akan masuk neraka, kecuali satu golongan”. Para sahabat bertanya: “Siapakah mereka (yang satu) itu ya Rasulullah?” Beliau bersabda: “Mereka yang berada pada jalan-jalan dan cara aku dan sahabatku.” (Hadits Nabawi s.a.w. yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar r.a.; Miskat babul ittisam bil kitabi wassunnah).

Perihal beramai-ramainya yang 72 golongan bersatu menentang golongan yang satu itu bisa didengar dan dilihat jawaban Hadhrat Khalifatul Masih IV r.h. dalam Question & Answer di MTA 16-2-1997, 11 tahun yang lalu, yang diulang kembali Sabtu 11-5-2008 jam 05.00 pagi di MTA. Mestinya bisa dilihat juga di http://www.alislam.org

Ulama-ulama mainstream itu sebenarnya masih merasa ada memerlukan datangnya seorang Nabi itu, tetapi karena mereka sudah terlanjur kepadung mengatakan “tidak ada lagi nabi setelah Muhammad dan Muhammad adalah nabi yang terakhir”, maka mereka ulama yang mainstream itu membuat dogma bahwa Nabi Isa Israili yang dulu masih hidup di langit sampai sekarang, dan Nabi Isa Israili ini akan turun di akhir zaman untuk memimpin umat Islam (He ?). Itulah pernyataan dan itikad atau dogma mereka, ulama-ulama mainstream golongan yang banyak itu; mereka tidak menginginkan datangnya seorang nabi setelahnya YM. Nabi Muhammad saw. itu melalui pintu depan, sehingga mereka memasukkan Nabi Isa Israili yang dulu itu melalui pintu belakang, melalui back-door (hehehe), untuk memimpin mereka yang umat Muslimin ini! Oh, alangkah kacau balaunya itikad dan cara mereka itu; itulah sebabnya Allah tidak akan meridhai mereka itu. ……. karena harga beras sudah mahal, mereka berkongres dan ber-ijma mengatakan kami tidak perlu beli beras lagi, tetapi kok ini perut masih lapar jika hanya maka roti saja, maka karena sudah terlanjur ber-ijma tidak memerlukan beras lagi, terpaksa mereka ngambil nasi melalui pintu belakang!

Berdasarkan Qur-aan dan Sunnah/Hadits Nabi saw., serta fakta sejarah, Pengurus Jama’at Ahmadiyyah Indonesia telah menyampaikan penjelasannya pada kesempatan Temu Wicara dengan Ketua DPR RI tanggal 23-8-2005 dan telah memberikan jawaban atas pertanyaan Komis VIII DPR RI pada Temu Wicara tanggal 31 Agustus 2005; sekali lagi semua penjelasan tersebut adalah berdasarkan fakta sejarah, Qur-aan dan Sunnah/Hadits Nabi Muhammad saw.
Demikian juga menjelang akhir tahun 2005 itu Tim Dialog Jama’at Ahmadiyyah telah memberikan penjelasan berdasarkan atas fakta sejarah, Qur-aan dan Sunnah/Hadits Nabi sa.w., atas isu berkenaan dengan Ahmadiyyah, yaitu antara lain: Klarifikasi Kesalahan-pahaman terhadap Wahyu yang diterima Pendiri Jamaah Ahmadiyah; Almasih dan Al-Mahdi yang dijanjikan adalah seorang Khalifatullah; Kewafatan dan Turunnya Al-Masih Isa Ibnu Maryam a.s.; Penjelasan Makna dan Hakikat Dajjal dan 30 Nabi-nabi Palsu; Mengurai makna: Khataman Nabiiin dan Laa Nabiyya Ba’di; Penjelasan tentang Wahyu; Turunnya Isa Ibnu Maryam pada Akhir Zaman; dan juga Klarifikasi atas telaah Buku Taddzkirah (2003) dan dalam Dialog Terbatas bersama Dewan Pakar Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tanggal 31-8-2005 mengenai “Rekonstektualisasi Teologi Islam dalam Perspektif Ahmadiyah”.

Tentang bagian dari “72 golongan” yang berada di luar Indonesia yang semuanya bersatu-padu itu adalah a.l.: Mazhab-mazhab/ Sekte / Aliran Ahli Hadits Maulvi Muhammad Hussein Batalwi, Abul A’laa Maududi, Wahabi, Sunni, Syi’ah, Brelwi, Darul Ulum Deobandi, Parwezi, Jamaat Islami, Chakralwi, Khatamun-Nubuwwat, tentu selainnya OKI dan Rabitah. Ulama-ulama bukannya berusaha mengikuti nasihat Nabi s.a.w., tetapi justru mereka berusaha membuat satu resolusi kepada Parlemen Pakistan untuk merevisi hadits Nabi saw., yaitu untuk menyatakan bahwa 72 golongan dalam umat Islam adalah ahli surga, dan hanya satu (yang minoritas itu) yang masuk neraka. Resolusi ini jelas bertolak belakang dengan hadits suci Y.M. Khatamul Anbiyya saw., serta merupakan kelancangan yang nyata terhadap beliau saw. (Eksposisi/Mahzarnamah hal. 8).

Penjelasan di atas hanyalah bagi yang, jika kamu benar-benar beriman terhadap Allah dan hari kemudian - in kuntum tu’minuuna billahi wal yaumil aakhiri … (An Nisaa’ 59). La’natallaahi ‘alal kaadzibiin – Laknat dari Allah bagi mereka yang pendusta (Aali ‘Imran 61). Kalau Pak Ma’ruf Amin dan Pak Amidhan MUI itu tak mau percaya juga, yah monggo wae. Kata Pak Amien Rais juga (Tempo 28 April 2008): Tiap anak-cucu Adam punya hak sepenuhnya untuk menganut agama yang dia pilih. Anak kecil juga hafal surat Al-Kafirun: Lakum dinukum waliyadin, bagimu agamamu, bagiku agamaku. Ini mengajari kita semua supaya ada ko-eksistensi secara damai di antara pemeluk agama yang berbeda-beda. Dalam Al-Quran juga dikatakan, "Barang siapa ingin kafir, silakan kafir. Barang siapa ingin beriman, silakan beriman."……. “Wong jadi komunis juga boleh kok!”

Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Mersela, 13-5-2008

Tidak ada komentar: