Minggu, 10 Agustus 2008

>Tadzkirah, KITAB SUCI?

Para pihak yang belum mengenal Ahmadiyah sering mengatakan bahwa Kitab
Tadzkirah adalah kitab sucinya Jemaat Ahmadiyah karena di halaman
depan kitab itu tertulis "wahyu muqaddas" (wahyu suci), dan karena
dalam kitab ini banyak memuat wahyu-wahyu suci dari Allah yang
diterima oleh Mirza Ghulam Ahmad dan wahyu-wahyu suci itu kemudian
dikumpulkan menjadi sebuah kitab, maka Tadzkirah memang layak
dinamakan sebagai Kitab Suci, dan kalau tidak dikumpulkan menjadi
sebuah kitab maka wahyu-wahyu itu tidaklah suci.


Memang benar, pada halaman pertama Kitab (Buku) Tadzkirah terdapat
tulisan "wahyu muqaddas" dan setiap Muslim yang suka belajar pasti
mengerti bahwa semua wahyu yang berasal dari Allah Ta'ala adalah wahyu
muqaddas (wahyu suci). Wahyu dari Allah yang diterima oleh para nabi
adalah wahyu suci. Wahyu dari Allah yang diterima oleh perempuan (Siti
Maryam dan ibundanya Nabi Musa a.s.) adalah wahyu suci. Wahyu dari
Allah yang diterima oleh laki-laki yang bukan nabi (para sahabat Nabi
Isa a.s.) adalah wahyu suci. Wahyu dari Allah yang diterima oleh
binatang (Lebah) adalah wahyu suci. Wahyu dari Allah yang diterima
oleh para wali (Imam Syaafi'i r.h., Imam Ahmad bin Hanbal r.h., Syekh
Muhyiddin ibn Arabi r.h., Syekh Abdul Qadir al-Jaelani r.h., dan
lain-lain) adalah wahyu suci. Demikian pula dengan wahyu dari Allah
Ta'ala yang diterima oleh Mirza Ghulam Ahmad a.s. adalah wahyu suci.
Semua wahyu dari Allah Ta'ala kepada hamba yang dikehendaki-Nya tidak
akan pernah berhenti, karena Allah adalah Mutakallim (Maha Berkata-kata).

Karena para pihak yang memusuhi berusaha mengatakan bahwa wahyu-wahyu
suci (wahyu muqaddas) yang diterima oleh Mirza Ghulam Ahmad dan
kemudian dikumpulkan dalam suatu buku (Buku Tadzkirah) harus dinamakan
sebagai kitab suci, dan jika tidak dinamakan sebagai kitab suci, maka
wahyu-wahyu itu tidak suci.

Logika yang keliru seperti itu jelas timbul dari kurangnya pengetahuan
dan bertentangan dengan fakta yang ada. Kanjeng Sayyidina Rasulullah
s.a.w. banyak menerima wahyu-wahyu suci (wahyu muqaddas) dari Allah
Ta'ala yang kemudian dikumpulkan dalam suatu buku namun TIDAK
dinamakan sebagai KITAB SUCI oleh umat Islam. Wahyu-wahyu suci itu
dikenal dengan nama HADITS QUDSI (Hadits Suci), dan wahyu-wahyu suci
itu bukanlah bagian dari Al-Qur'an.

Apakah para pihak yang memusuhi Ahmadiyah itu berani mengatakan
wahyu-wahyu suci (Hadits Qudsi) yang diterima oleh Rasulullah s.a.w.
dan dikumpulkan oleh orang-orang Islam ke dalam suatu buku kemudian
dinamakan sebagai KITAB SUCI?

Tentu jawaban mereka adalah: "Ya, Hadits Qudsi bukanlah kitab suci…"

Demikian pula jawaban soal Tadzkirah, bagi Jemaat Ahmadiyah kitab
Tadzkirah bukanlah Kitab Suci, dan kitab sucinya Jemaat Ahmadiyah
adalah Al-Qur'an yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad s.a.w.

Salam,
M. A. Suryawan

Love for All - Hatred for None
Imam Mahdi/Promised Messiah has come ...
http://www.alislam.org

Tidak ada komentar: