Senin, 25 Agustus 2008

>TAKUT KEPADA NABI PALSU? Padahal TIDAK ADA dalam ALQUR-AAN!

ANCAMAN AZAB HANYA KALAU MENDUSTAKAN NABI MENDUSTAKAN RASUL ALLAH
Yang ada dalam ALQUR-AAN ini BUKAN SEKEDAR KISAH atau DONGENG BELAKA

Alqur-aan Surah At-Taubah 9:128:

Sesungguhnya telah datang kepada kamu seorang Rasul, dari antaramu; berat terasa olehnya apa yang menyusahkan kamu, ia sangat mengharapkan kesejahteraan bagimu, dan terhadap orang-orang mukmin ia sangat berbelas kasihan, penyayang.

Inilah sunnah dari Y.M. Rasulullah s.a.w. di mana beliau memberikan contohnya bagi kita, dalam semangatnya untuk perbaikan dari umat manusia. Utusan yang tercinta ini - semoga Allah memberikan rahmat dan berkah-berkah-Nya kepada beliau – beliau itu biasa menderita dengan amat sangatnya, melihat penderitaan dari mahluk ciptaan-Nya itu. Demikianlah sifat dari semua Nabi-nabi Allah.

Di dalam ayat ini ada suatu semangat yang di-ekspresikan baik kepada orang-orang yang beriman maupun kepada yang tidak beriman. Kami telah melihat segala macam penderitaan yang beliau s.a.w. lalui, dengan perlakuan dari para musuh dan lawan beliau yang telah melepaskan kekang amarahnya, yang demikian pun dialami oleh orang-orang yang mengikuti beliau saw. Beliau s.a.w. telah dikungkung dan dipenjarakan pada sebuah bukit selama bertahun-tahun bersama para pengikut beliau, tetapi betapa pun demikian, setelahnya itu beliau masih mengharapkan kebaikan bagi mereka yang telah menyiksanya itu. Beliau s.a.w. biasa berdoa semoga Allah memberi petunjuk kepada mereka dan memperlihatkan kepada mereka jalan yang benar agar mereka itu dapat diselamatkan dari hukuman azab Ilahi. Jika beliau itu terpaksa harus mempertahankan diri, beliau hanyalah melakukannya sejauh bahwa beliau itu tidak melampaui batas dari mempertahankan dirinya. Beliau s.a.w. tidak pernah mempunyai pikiran untuk melakukan pembalasan atau memiliki perasaan dendam dan kebencian, tidak ada secercah pun perasaan yang demikian itu di dalam hati beliau. Beliau biasa menjadi demikian gelisahnya untuk menyelamatkan mereka itu, bahwa beliau terpaksa harus menderita bagi mereka itu sebagaimana yang dikatakan di dalam Kitab Suci Alqur-aan.

Namun bagaimanakah sambutan dari orang-orang, sambutan dari kaumnya itu? Inilah yang ada di dalam Kitab Suci Alqur-aan:


Bismillahirrahmanirrahiim


Surah Al Maa-idah -5- ayat 70:

La qad akhadznaa miitsaaqa banii israaiila wa arsalna ilaihim rusulan kullamaa jaa-ahum rasuulum bi maa laa tahwaa anfusuhum fariiqan kadzdzabuu wa fariiqay yaqtuluun.

Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian dari kaum Bani Israil dan Kami mengutus kepada mereka Rasul-rasul. Setiap kali datang kepada mereka seorang Rasul yang tidak berkenan di hati mereka, mereka mendustakan sebagian dan membunuh sebagian.


Besarnya penyesalan; tiada datang seorang Rasul, melainkan mereka selalu memperolokkannya.

Surah Yaa Siin -36 ayat 31:

Yaa hasratan ‘alal ‘ibaadi maa ya’tiihim mir rasuulin illaa kaanuu bihii yastahzi-uun.

Ah kasihan bagi hamba-hamba-Ku! Tidak pernah datang kepada mereka seorang Rasul, melainkan mereka senantiasa mencemoohkannya.


Surah Ar Ra’du -13- ayat 43:

Wa yaqulul ladziina kafaruu lasta mursalan qal kafaa billaahi syahiidam bainii wa bainakum wa man ‘indahuu ‘ilmul kitaab.

Dan berkatalah orang-orang yang mengingkarinya, “Engkau bukanlah seorang Rasul!” Katakanlah, “Cukuplah Allah sebagai saksi antara aku dengan kamu, dan juga menjadi saksi orang yang memiliki Alkitaab.” (Yaitu Tanda-tanda, ilmu dari Langit).

Surah Al Mu’min -40- ayat 35:

Wa laqad jaa-akum yuusufu min qablu bil bayyinaati fa maa ziltum fii syakkim mim maa jaa-akum buhii hatta idzaa halaka qultum lay yab’atsallaahu mim ba’dihii rasuulan ka dzaalika yudhillul-laahu man huwa musrifum murtaab.

Dan sesungguhnya telah datang kepadamu Yusuf sebelum ini dengan bukti-bukti yang nyata, tetapi kamu selalu dalam keraguan terhadap apa yang dibawanya kepada kamu, Kemudian tatkala ia telah mai, kamu berkata: “Allah sekali-kali tidak akan mengutus sesudah dia seorng Rasul.” Demikianlah Allah telah menetapkan sesat, barangsiapa yang melapaui batas, yang ragu-ragu.

Tetapi setelah berputus-asa, datanglah pertolongan Ilahi dan azab-pun menimpa orang anarkis.

Surah Yuusuf -12- ayat 110:

Hatta idzas ta-i-asar rusulu wa zhannuu annahum qad kudzibuu jaa-ahum nashrunaa fa nujjiya man nasyaa-u wa laayuraddu ba’sunnaa ‘anil qaumil mujrimiin.

Dan ketika berputus asa-lah Rasul-rasul, dan orang yang ingkar menyangka bahwa mereka telah dibohongi, maka datanglah pertolongan Kami kepada mereka para Rasul itu, kemudian Kami menyelamatkan siapa yang Kami kehendaki. Dan sekali-kali siksaan Kami tidak dapat ditolak kaum yang berdosa.

Di dalam Alqur-aan ini bukanlah hanya kisah dongengan belaka; tetapi ada satu pelajaran.

Surah Yuusuf -12- ayat 111

La qad kaana fii qashashihim ‘ibratul liulil albaabi kaana hadiitsay yuftaraa walaakin tashdiiqal ladzii baina yadaihi wa tafshiila kulli syai-iw wa hudaw wa rahmatal li qaumiy yu’minuun.

Sesungguhnya dalam riwayat kisah mereka itu ada pelajaran bagi orang-orang yang berakal. Ini bukanlah suatu hal yang dibuat-buat, melainkan suatu penyempurnaan apa yang telah ada sebelumnya dengan penjelasan terinci untuk segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman,

Jadi manusia janganlah sok sombong, sok tahu, apalagi untuk berhadapan dengan Nabi Allah!

Surah Luqmaan -31- ayat 35:

…….. Wa maa tadrii nafsum maadzaa taksibu ghadaw wa maa tadrii nafsum bi ayyi ardhin tamuutu. Innallaaha ‘alimun khabiir.

……. Dan tiada satu jiwa (seseorang) mengetahui apa yang akan dikerjakan esok hari dan tiada satu jiwa (seseorang) mengetahui di bumi mana ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Wujud Yang Memaklumi segala khabar.

Surah Al Kahfi -18- ayat 111:

Qul innamaa ana basyarum mitslukum yuuhaa ilayya annamaa ilaahukum ilaa-huw waahiidun fa man kanaa yarjuu ilqaa-a rabbihii fal ya’mal ‘amalan shaalihaw wa laa yusyrik bi ‘ibaadati rabbihii syahidaa.

Katakanlah, “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, tetapi telah diwahyukan kepada-ku bahwa Tuhan-mu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka barang siapa mengharapkan bertemu dengan Tuhan-nya hendaklah ia beramal shaleh dan janganlah ia mempersekutukan dengan siapa pun juga dalam beribadah kepada Tuhan-nya.”

Surah Thaahaa -20- ayat 136:

Qul kullum mutarabbishum fa tarabbashuu fa sa ta’lamuuna man ash-haabash shiraathis sawiyyi wa manih tadaa.

Katakanlah, “Setiap orang sedang menunggu, maka kamu tunggulah, dan segera kamu akan mengetahui siapakah yang berada pada jalan yang lurus dan siapa yang mendapat petunjuk.”

Pada hari itu orang-orang kafir dan yang mendurkahai Rasul ingin disama-ratakan dengan tanah

Surah An Nisaa’ -4- ayat 43:

Yauma-idziy yawaddul ladziinaa kafaruu wa ‘ashawur rasuula lau tusawwaa bihimul ardhu, wa …

Pada hari itu, orang-orang yang ingkar dan mendurkahai Rasul akan menghendaki supaya mereka itu di-samaratakan dengan bumi, dan …….

Di dalam Kitab Suci Al-Qur’an Surah Al-Faathir (35) ayat 25, Allah Taala berfirman:

:
Innaa arsalnaaka bil haqqi basyiiraw wa nadziiraw wa im min ummaatin illaakhalaa fiihaa nadziir.
Sesungguhnya Kami mengutus engkau dengan kebenaran sebagai pembawa khabar suka dan pemberi peringatan. Dan tiada suatu kaum pun melainkan telah diutus kepada mereka seorang pemberi ingat.

Dari berbagai tempat di dalam Kitab Suci Al-Qur’an difirmankan-Nya bahwa tidaklah benar dan tidaklah tepat jika nabi itu hanya akan datang dari satu kaum tertentu, dari agama tertentu saja. Allah tidak pernah mengabaikan seseorang dari suatu Negara, dan Allah telah memperlihatkan di berbagai tempat bahwa Allah itu mengasuh mereka secara pisik pada setiap Negara; dan demikian pula Allah pun memberkati mereka dengan pendidikan spiritual dan pengasuhan daripada-Nya, sebagaimana Allah berfirman:

Dalam Surah Al-Faathir (35) ayat 24, yang artinya:
…….; dan tidak ada sesuatu kaum pun melainkan telah diutus kepada mereka seorang pemberi ingat. Bahwa tidak ada satu kaum pun, yang tidak dikirimkan seorang nabi kepada mereka.

Jadi, hal ini harus diakui dan diterima dengan tanpa mempertanyakannya dan memperdebatkannya bahwa Allah itu adalah Rabbul’alamiin dan sifat Rabb-Nya itu tidak terbatas kepada sesuatu Bangsa atau sesuatu masa saja, atau kepada suatu Negara yang tertentu saja, di mana Dia itu adalah Tuhan-nya dari semua orang-orang, semua Negara-negara dan semua tempat-tempat. Itulah Dia, Rabb dari semua tempat-tempat dan semua Negara-negara. Dia-lah Rabb dari semua bangsa-bangsa, Dia-lah sumber dari semua keberkahan. Setiap kekuatan apakah dalam bentuk pisik atau pun spiritual semuanya datang dari Dia. Segala sesuatu yang ada di dunia ini diasuh dan dipelihara oleh-Nya dan Dia-lah yang mendukung semua keberadaannya. Berkah-berkah dari Allah itu sungguh tersebar dengan luasnya yang meliputi setiap saat dan segala waktu, mencakup semua orang-orang dan segala tempat. Jadi tidak ada orang yang bisa mengeluhkannya, yang memprotesnya, bahwa Allah itu hanya berbuat baik kepada orang itu dan orang ini tetapi Dia tidak berbuat baik kepada kami. Atau Dia itu telah memberikan Kitab petunjuk kepada orang-orang itu, tetapi tidak memberikannya kepada kami. Atau Dia itu telah memberikan wahyu-Nya dan mukjizat-Nya kepada orang ini orang itu tetapi tidak untuk kami. Jadi, Allah telah menghilangkan semua keberatan-keberatan ini dan Dia telah memperlihatkan sifat abadinya yang sedemikian bahwa Dia itu tidak memahrumkan seseorang dari manfaat secara pisik atau spiritual dan tidak akan membiarkan seseorang dari sesuatu waktu untuk menjadi mahrum dari manfaat ini.

Al- Faathir 35:25:

Wa iy yukadzdzibuuka fakad kadzdzabal ladziina min qablihim jaa-at-hum rusulahum bil bayyinaati wa biz zuburi wa bil kitaabil muniir.

Dan, jika mereka mendustakan engkau, maka orang-orang sebelum mereka pun telah mendustakannya; telah datang kepada mereka Rasul-rasul mereka dengan Tanda-tanda yang jelas, dan dengan Kitab-kitab suci dan Kitab yang memberi pencerahan.

Al- Faathir 35:26:

Tsumma akhadztul ladziina kafaruu fa kaifa kaana nakiir.

Kemudian Aku sergap orang-orang yang ingkar itu, dan lihatlah betapa mengerikannya akibat penolakan-nya terhadap-Ku itu!


Jadi, sekali lagi, di dalam Kitab Suci Alqur-aan itu tidak ada ancaman kepada orang kalau ia mengikuti nabi palsu, nabi yang hanya mengaku-ngaku sebagai Utusan Tuhan. Di sni tidak ada ayat yang memberi peringatan apalagi ancaman kepada pengikut “Nabi Palsu”, karena dalam perkara nabi palsu ini maka tangan dan tindakan Allah sendirilah yang akan menanganinya sampai tuntas, sampai habis riwayatnya nabi palsu itu, dan tidak akan berlangsung lama sampai tahun-tahunan; demikianlah takdir tangan dari Allah untuk nabi yang palsu.

Karena hanya Allah-lah yang Maha Tahu mana nabi yang benar, dan mana nabi yang palsu, sehingga dalam perkara ini Tuhan sama sekali tidak dan tidak akan pernah meminta bantuan manusia, orang-orang, untuk mengambil tindakan terhadap nabi palsu itu. Allah tidak meminta bantuan dari orang, Allah sendiri sudah meyakinkan perkara ini dalam firman-Nya berkenaan dengan:

HUKUMAN TERHADAP NABI PALSU, KEPADA ORANG YANG MENGAKU-NGAKU NABI;

Surah Al-Haqqah (69) ayat 44-46

44. Wa lau taqawwala ‘alainaa ba’dhal aqaaiil = Dan sekiranya ia mengada-adakan atas nama Kami sebagian perkataan,
45. La akhadznaa minhu bil yamiin = niscaya Kami akan menangkap dia dengan tangan kanan,
46. Tsumma la qatha’naa minhul watiin = kemudian pasti Kami putuskan urat nadinya.


Wa aakhiru da’wana anil hamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin,
Dan akhir seruan da’wah kami, “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.”

Surah Yunus -10- ayat 10:



Jum’at, 18 Juli 2008

Tidak ada komentar: