Minggu, 10 Agustus 2008

>KAMI SANGAT MARAH; KOK ADA TUHAN MENURUNKAN WAHYU LAGI……

Walaupun sedang menjalin HHTV – Hari-hari Tanpa TiVi, tetapi karena ditilpon oleh seorang saudara bahwa ada debat rame di TV One Kamis, 7-8-2008 jam 19.30 tentang Ahmadiyah; antara Kelompok Islam M. Al-Khaththah, baca “Kotot” & Mahendradatta – Pengacara TPM Teroris Bom Amrozi cs. dengan M. Thamrin Tomagola cs – Sosiolog UI dan kelihatannya dari kelompok AKKBB, ya nonton juga lah.



Walaupun kelompok yang menamakan dirinya ”pembela” Islam itu mengakunya sebagai “mainstream” atau mayoritas, tetapi sebenarnya jumlah mereka itu tidak banyak juga lah; kelihatan saja di media itu banyak, padahal hanya itu-itu saja orangnya, memang biar sedikit tetapi tampangnya itu-lah yang membuat rame dan hiruk pikuk di Republik ini. Maka untuk orang-orang yang normal, melihat dari tampangnya yang khas itu, orang-orang akan dapat menilai macam apa hati dan pikiran orang-orang tersebut. Pokoknya tampang dan kata-katanya itu yang jauuuuh dari pada menyejukkan hati ..........



Yah, mereka menentang kepada Ahmadiyah, mereka mengatakan” Kami merasa sangat marah, kami sebagai orang Islam merasa dinodai, hati kami merasa terluka mengapa Tuhan katanya menurunkan WAHYU kepada Mirza Ghulam Ahmad – Pendiri Jama’at Ahmadiyah itu! Padahal kami ini berpendapat bahwa setelahnya Nabi Muhammad saw. itu Tuhan tidak lagi berbicara kepada umat manusia, tidak lagi menurunkan wahyu, atau ilham apa pun kepada semua umat manusia! Itulah sebabnya, mengapa kami merasa sangat tersinggung sekali katanya, jika ada seorang manusia yang mengatakan bahwa ia menerima wahyu dari Tuhan itu! Ini bertentangan dengan keyakinan kami, katanya pula; karena sekarang Tuhan kami sudah tutup mulut, GTM dan tidak bicara lagi, tidak memberikan atau menurunkan petunjuk lagi!



Barangkali to the pointnya, jangankan kepada manusia, kepada lebah-pun Tuhan itu tidak perlu lagi memberikan wahyunya Alqur-aan Surah An-Nahl -16- ayat 68; atau apakah barangkali Kitab Suci Alqur-aan pun tidak perlu dipakai sebagai rujukan oleh orang-orang ini:

Dan telah mewahyukan Tuhan engkau kepada lebah: ”Buatlah sarang-sarang di gunung-gunung, dan di pohon-pohon dan ditempat apa yang dibangun”. Atau barangkali orang tersebut merasa bahwa lebah-lebah ini pun sekarang sudah pinter membuat madu sendiri, bahkan orang pun sudah dapat membuat madu memperbanyaknya dengan menambah air gula yang banyak, seperti yang sekarang dijual di pasar, heheheh ...... Jadi, bagi mereka yang pnuya wajah – tampang yang khas ini tidak ada artinya lagi firman Tuhan dalam Surah An Nahl -16- ayat 68 ini:


Bismillahirrahmanirrahiim

Wa auhaa rabbuka ilan nahli anit takhidzii minal jibaali buyuutaw wa minasy syajari wa mim maa ya’risyuun.



Dan telah mewahyukan Tuhan engkau kepada lebah, “Buatlah sarang-sarang di gunung-gunung, dan di pohon-pohon dan di tempat-tempat apa yang dibangun oleh manusia.


Padahal, dengan wahyu ini Tuhan telah menganugerahkan kepada semua mahluk-mahluk termasuk lebah, dengan naluri alamiah yang bagus, yang baik dan bermanfaat bagi semua mahluk Tuhan; semua mahluk yang dengan wahyu Tuhan itulah akan diperoleh peng-organisasian dan nizam yang bagus yang bila disertai kerja keras akan dapat hidup dengan suksesnya.


Demikian pula bagi mereka itu rupanya firman Allah SWT dalam Alqur-aan yang tidak mengenal batas waktu dan tempat ini pun sudah dianggapnya tidak diperlukan lagi.


Sebagaimana dalam Surah Asy Syuuraa -42- ayat 51 itu Allah SWT telah berfirman:

Wa maa kaana libasyarin ay yukallimahullaahu illa wahyan au miw waraainhijaabin au yursila rasuulan fa yuuhiya bi idznihii maa yasyaa’u. Innahu ‘aliyun hakiim.



Dan tidak ada bagi manusia bahwa Allah berbicara kepadanya, kecuali dengan wahyu atau dari belakang tabir atau dengan mengirimkan seorang Utusan guna mewahyukan dengan seizinnya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya dia Maha Luhur, Maha Bijaksana.



Firman Allah SWT ini tidak dibatasi tempat dan tidak dibatasi waktunya kapan, atau dikhususkan kepada seseorang atau seseorang Utusan tertentu atau Malaikat tertentu saja, tetapi apa saja dan kepada siapa saja yang dengan seizin-Nya, dan apa pun yang Allah SWT kehendaki, dengan melalui ketiga (3) cara sebagaimana yang difirmankan oleh-Nya, termasuk langsung dengan wahyu kepada orang yang dimaksudkan oleh Dia.


Demikianlah, sejak kehadirannya (tahun 1889), Ahmadiyah ditentang oleh sebagian besar ulama, mullah mainstream, walaupun menamakan dirinya mainstream tetapi sebenarnya tidaklah banyak jumlahnya , mereka men-cap Ahmadiyah sebagai bukan Islam, bahkan di-cap kafir, sesat dan menyesatkan. Secara umum, mereka yang memusuhi Ahmadiyah itu tidak mengemukakan dalil dan hujah dari Alqur-aan dan Hadits Nabi Muhammad saw. Sebaliknya, Ahmadiyah dalam dakwahnya selalu menampilkan dalil dan bukti dari Alqur-aan dan Hadits, bahwa dia, Ahmadiyah itu adalah Muslim dan tidak menyimpang sedikit pun dari ajaran Islam. Dalam hal ini Ahmadiyah bukan saja menampilkan bukti-bukti tetapi siap diuji secara adil dan dengan itikad yang baik serta secara tulus ikhlas akan membuktikan di hadapan khalayak bahwa dia, Ahmadiyah itu tidak menyimpang sejengkal pun dari ajaran Alqur-aan dan Hadits.


Ulama di Indonesia mengeluarkan fatwa men-cap Ahmadiyah sesat dan menyesatkan, tetapi fatwa tersebut tidak didukung dan tidak didasarkan pada dalil-dalil dan bukti menurut Alqur-aan dan Hadits. Lebih jauh lagi Ahmadiyah dituduh “meresahkan masyarakat” dan di-diskreditkan serta dipojokkan dari segala penjuru, ini pun tanpa dalil dan bukti serta fakta. Karena pada fakta kenyataannya dalam sejarah, Ahmadiyah itu tidak pernah melakukan sesuatu yang melawan hukum, tidak pernah merugikan pihak mana pun, Ahmadiyah tidak pernah mengambil hak-hak dari orang lain, apalagi untuk merugikan umat Islam. Pokoknya, apa yang mereka katakan itu adalah: ” Kami merasa sangat marah, kami sebagai orang Islam merasa dinodai, hati kami merasa terluka mengapa Tuhan katanya menurunkan WAHYU lagi, Padahal kami ini berpendapat bahwa setelahnya Nabi Muhammad saw. itu Tuhan tidak lagi berbicara kepada umat manusia, tidak lagi menurunkan wahyu, atau ilham apa pun kepada semua umat manusia! Itulah sebabnya, mengapa kami merasa sangat tersinggung sekali katanya! Lanjut lagi, jadi janganlah menyalahkan kami, jika kami itu berbuat anarkis, berbuat kekerasan, karena kami sudah merasa dinodai dan merasa tersinggung sekali dengan masih adanya wahyu yang diturunkan oleh Tuhan pada saat ini, di zaman ini.


Dalam menghadapi semua permusuhan dan kekerasan itu Ahmadiyah selalu bersikap sabar dan tawakal, pasrah kepada Allah Yang Maha Esa, yang meyakini bahwa Ahmadiyah ini adalah didirikan dengan petunjuk dan dukungan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga meyakini bahwa kebenaran ini tidak dapat dipadamkan oleh kekuatan duniawi apa pun, di mana sejarah akan membuktikan bahwa Ahmadiyah akan terus maju dan senantiasa akan berada di atas, insya Allah. Begitulah ceritera riwayat dari Jama’at-jama’at Ilahi itu di masa lalu dan di sepanjang masa. Para wali, orang-orang suci, Imam-imam Madzhab seperti Abu Hanifah, Ahmad bin Hanbal dan para sahabat, semuanya tidak lepas dari tuduhan pahit seperti itu.


Untuk melihat dan menguji kebenarannya Ahmadiyah itu tidaklah sulit, asalkan dilihat dengan hati dan kaca-mata yang bersih dan tetap berpegang pada tali Allah, selalu mengikuti nasihat Nabi Muhammad Rasulullah saw., untuk tidak meninggalkan Alqur-aan dan Sunnah Rasul. Tetapi tidak menilai Ahmadiyah itu dengan secara terburu-buru, belum apa-apa dengan hati yang sentiment sudah menanam rasa antipati lebih dahulu. Namun demikian, kalau di satu pihak Ahmadiyah itu dimusuhi dan dianggap merusak agama yang seolah-olah kehadirannya itu bertujuan untuk menghancurkan Islam –naudzu billahi min dzalik- maka tidak semuanya manusia di dunia ini berpikiran keruh dan berkaca mata kabur. Mereka manusia-manusia yang bersifat adil dan mau melihat Ahmadiyah itu dari sumbernya yang asli, apakah dengan mempelajari buku-buku dan literaturnya langsung, ataukah melihat dari tayangan MTA – Muslim Television Ahmadiyya - Internasional, atau membuka internet dan web-site tentang Ahmadiyah – http://www.alislam.org; http://www.ahmadiyya.or.id., dll. atau bahkan dengan melalui mimpi-mimpi yang benar, ada ratusan ribu orang dalam satu tahunnya, orang-orang yang dengan hati yang ikhlas dan penuh rasa syukur mereka minta bai’at dan masuk ke dalam Jama’at Ahmadiyah. Dalam perayaan seabad Khilafat Ahmadiyah 1908-2008, ada 350.000 orang lebih, yang masuk dan ikut ke dalam Jama’at Ahmadiyah selama satu tahun terakhir ini, ada ratusan buah mesjid yang dibangun dan/atau yang diserahkan kepada Jama’at Ahmadiyah oleh warga dan ulama mereka yang sudah bai’at itu; Mesjid di Calgary, Canada adalah satu mesjid yang baru selesai dibangun dengan biaya Can $15 juta. Mereka ini adalah orang-orang yang sudah menyadari dan mengakui bahwa Ahmadiyah itu adalah benar-benar membela dan mendukung Islam, bahkan berjuang mati-matian untuk meng-Islamkan seluruh dunia, agar seluruh umat manusia berada di bawah bendera dan standard Nabi Muhammad, Rasulullah s.a.w. Demikianlah Ahmadiyah sekarang sudah berada di 189 negara di dunia dengan jumlah anggotanya hampir 200 juta orang.



Inilah rujukan dari Kitab Suci Alqur-aan, Allah SWT berfirman dalam Surah An-Nahl -16- ayat 113:

Wa laqad jaa’a hum rasuulum minhum fakadzdzbuuhu fa akhadzahumul ‘adzaabu wa hum dhaalimuun.


Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka seorang Rasul dari antara mereka, tetapi mereka mendustakannya, maka azab telah mnyergap mereka ketika mereka berbuat aniaya.


Namun bagaimana pun juga, kesabaranlah yang ada di pihak Ahmadiyah, karena Tuhan berfirman:



Innamaa tundziru manit taba’adz dzikra wa khasyiyar rahmaana bil ghaibi fa basysyirhu bimaghfiratinw wa ajrin kariim (36:11)

Engkau hanya dapat menasihati orang yang mengikuti Pemberi peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dalam keadaan tidak tampak, maka berilah dia khabar suka tentang ampunan dan ganjaran yang mulia.


Tanggal 27 Mei 1908 merupakan hari bersejarah ketika Allah s.w.t. menganugrahkan kepada Jama’at Ahmadiyah yang didirikan oleh Al-Masih Yang Dijanjikan sebuah karunia berupa sistem Khilafat yang akan menjadi sarana pencapaian kemenangan dan keberhasilan bagi kejayaan Islam. Hari ini ganjaran Ilahi tersebut telah berusia 100 tahun. Tuhan menjadi saksi di mana kita dengan sujud syukur mengakui kalau setiap hari dari masa 100 tahun itu menjadi bukti bagaimana Khilafat Ahmadiyah telah menjadikan Islam cemerlang dan jaya secara global sehingga keseluruhannya bisa dianggap sebagai suatu mukjizat hidup yang berkesinambungan.


Berkat Khilafat Ahmadiyah, kisah kemenangan Islam yang menyejukkan dan menggugah hati demikian agungnya sehingga pena sulit mencatatnya dan kata-kata terasa kelu mengukirnya. Sesungguhnya benih khidmat dan pengembangan Islam yang ditanam oleh tangan suci Masih Mau’ud a.s. sekarang ini telah berkembang menjadi sebuah pohon besar dalam naungan Khilafat Ahmadiyah. Seperti juga Kalimah Shahadat, akar pohon ini tertanam kuat di segala penjuru dunia dan dahan-dahannya mengisi alam semesta. Pembentukan missi di luar India bermula dalam era Khilafat Ahmadiyah dan sekarang berkat rahmat Allah s.w.t. di 190 negeri telah terbentuk Jama’at Ahmadiyah. Konvoi yang dimulai dengan 40 orang pengikut, sekarang telah mencapai hampir 200 juta orang dan masih meningkat terus. Suara yang dikumandangkan dari kota kecil Qadian sekarang telah bergema di seluruh pelosok dunia. Allah s.w.t. meridhai suara ini dengan kebesaran dan penerimaan manusia dimana karena melihat kejernihan dan manfaatnya maka para intelektual di penjuru dunia terjauh pun mau mendengarkannya dengan tekun dan mengakui kebenarannya.


Bersamaan dengan pengembangan jaringan sentra-sentra penyebaran Islam di bawah bimbingan Khilafat Ahmadiyah, publikasi dari literatur dalam berbagai bahasa di dunia sudah menjadi suatu keberhasilan tersendiri. Di bidang literatur yang paling menonjol adalah terjemah kitab suci Alqur-aan. Apakah bukan suatu mukjizat bahwa dalam waktu beberapa tahun dari masa Khilafat Ahmadiyah keempat, Jama’at ini telah sanggup mempersembahkan terjemah Al-Quran dalam bahasa-bahasa dunia dua kali lebih banyak dari jumlah yang dilakukan umat Muslim lainnya selama 300 tahun yang silam? Berbagai pilihan ayat Al-Quran, Hadith dan nukilan tulisan Masih Maud a.s. telah diterbitkan dalam lebih dari seratus bahasa. Literatur Islam dipublikasikan dan diedarkan dalam jumlah luar biasa banyaknya, belum lagi yang disiarkan melalui Internet dan TiVi - MTA.


Kemashuran Jama’at Ahmadiyah antara lain dikenal melalui pembangunan mesjid-mesjid di seluruh pelosok dunia. Komunitas ini telah membangun ribuan mesjid. Aplikasi dari ajaran Islam dalam bentuk pendirian lembaga pendidikan dan kesehatan di Afrika Timur dan Barat berikut jasa pelayanan masyarakat yang diberikan telah memenangkan hati orang-orang di daerah itu kepada Islam. Jama’at Ahmadiyah selalu memegang peran teladan dan terdepan dalam upaya pertahanan kehormatan dan nama baik Islam. Sepanjang menyangkut pengurbanan bagi kejayaan dan kemajuan Islam, setiap bagian dari masa sejarah Jama’at ini penuh dengan segala peristiwa yang menggugah hati.


Tangan Tuhan yang Maha Perkasa telah memberikan kemenangan dan kemajuan kepada Islam melalui Khilafat. Dalam era Khilafat ketiga dalam kegalauan tahun 1974, kembali para musuh mencoba dengan segala daya untuk memusnahkan komunitas ini, tetapi sebagaimana biasanya mereka pun gagal dan dipermalukan. Banyak sekali para Ahmadi yang beruntung menjadi sahid, harta benda mereka dijarah, rumah mereka dibakar namun tidak ada yang mampu merampas keteguhan hati mereka atau menghapus senyum dari wajah mereka. Demikianlah, di awal masa Khilafat keempat, musuh-musuh Jama’at karena terpana melihat personalitas karismatik dari Khalifah saat itu, lalu meningkatkan usaha perlawanan mereka sampai ke puncaknya dalam bentuk diterbitkannya ordonansi XX/1984 yang mengkafirkan Jama’at Ahmadiyah. Akibat dari ini adalah hilangnya nyawa beberapa orang saleh yang disahidkan serta masih banyak lagi tawanan di jalan Allah yang terkurung dalam kegelapan sel penjara. Namun Tuhan menjadi saksi bahwa matahari kemenangan yang muncul di ufuk Ahmadiyah telah memeterai upaya para musuh itu dengan kegagalan. Allah yang Maha Kuasa telah meniup lenyap mereka yang demikian nekadnya berusaha memupus Jama’at. Dimana sekarang keberadaan tirani yang menganggap dirinya demikian kuasa yang mengatakan bahwa para Ahmadi akan dibuat menjadi pengemis dengan mangkuk mengemisnya? Kemanakah perginya tirani yang mengikuti jejak Firaun yang telah menyatakan akan memupus kanker yang katanya bernama Jama’at Ahmadiyah itu?


Perhatikanlah bagaimana Tuhan kita telah memusnahkan musuh-musuh Islam ini dari muka bumi. Doa dari para pemuka kebenaran, para Khalifah Ahmadiyah telah menghancurkan keangkuhan tirani itu. Yang satu bisa dilihat tergantung mati di tiang gantungan, Juli 1979, sedangkan yang lainnya tubuhnya lumat menjadi debu yang tersebar di padang pasir dalam pesawat canggih Hercules Pak-One, Rabu, 17-8-1988. Demikian itulah selalu nasib dari para musuh Jama’at di setiap masa dan takdir masa depan mereka juga tidak akan jauh berbeda. Kemenangan satu per satu telah menunggu Jama’at Ahmadiyah di bawah berkat naungan dari Khilafat dan para musuh kita ditakdirkan untuk selalu gagal.



Di mana di dalam Kitab Suci Alqur-aan Surat An-Nuur 24:55 Allah Taala telah menjanjikan:



Wa’adallaahul ladziina aamanuu minkum wa ‘amilush shaalihaati la yastakhlifannahum fil ardhi ka mas takhlafal ladziina min qablihim wa la yumakkinanna lahum diinahumul ladzir tadhaa lahum wa la yubaddillannahum min ba’di khaufihim amnay ya’buduunanii laa yusyrikuuna bii syai-aw wa man kafara ba’da dzaalika fa ulaa-ika humul faasiquun.



Yang artinya:

Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dari antara kamu dan berbuat amal saleh, bahwa Dia pasti akan menjadikan mereka itu khalifah di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan khalifah orang-orang yang sebelum mereka dan Dia akan meneguhkan bagi mereka agama mereka yang telah Dia ridhai bagi mereka; dan niscaya Dia akan menggantikan mereka sesudah ketakutannya dengan keamanan. Mereka akan menyembah Aku, dan mereka tidak akan mempersekutukan sesuatu dengan Aku. Dan barangsiapa ingkar sesudah itu, mereka itulah orang-orang yang fasik - durhaka.


Karena tidak ada seorang manusia pun yang dapat hidup langgeng, termasuk Nabi yang Utusan Allah, sedangkan misi dan pekerjaan kenabian masih harus akan berlangsung terus, bahkan misi Islam itu akan akan terus berlangsung sampai di Hari Kiamat, maka harus ada system penerusnya. Jadi, karena manusia itu tidak ada yang abadi maka Allah Taala mentakdirkan adanya sistim Khilafat yang merupakan pengganti dan penerus misi pekerjaan Nabi; yang pada dasarnya adalah bayangan dari Nabi yang Rasul Allah tersebut, inilah yang merupakan rahmat dari kenabian.


Berkenaan dengan Khilafat ini Nabi Muhammad, Yang Mulia, Rasulullah saw. bersabda:

“Masa Kenabian akan berada di tengah kalian selama Tuhan menghendaki. Kemudian Allah mengakhirnya apabila Dia menghendaki untuk mengakhirinya. Kemudian Dia akan meneruskannya dengan Khilafat berdasarkan sunnah Rasul, yang mengikuti jejak kenabian, Khilafat ‘ala minhajin Nubuwwah, untuk jangka waktu selama dikehendaki–Nya dan setelah itu akan mengakhirinya. Kemudian ada masa monarki akan mengikutinya, kerajaan yang menggigit (Mulkan ‘Adlan) dan akan ada selama Allah menghendakinya untuk kemudian juga diakhiri. Setelah itu akan muncul despotisme monarki, masa kerajaan yang lalim (Mulkan Jabariyah) selama Allah menghendakinya dan akan berakhir sesuai takdir-Nya. Barulah setelah itu akan muncul Khilafat yang mengikuti jejak kenabian, yang berdasarkan sunnah Kenabian, Khilafat ‘ala Minhajin Nubuwah”; kemudian Nabi saw. diam dan tidak memberikan komentar apa pun lagi. (Musnad HR. Ahmad dan Baihaqi; Misykatul Mashabih Al-Indhar wal Tahdhir, Al Maktabah Ar Rahimiyah, Delhi, India. Hal. 461).


Dari nubuatan Hadhrat Rasulullah saw. ini jelas bahwa Khilafat ‘ala minhajin Nubuwwah yang akan muncul kemudian setelahnya beliau itu akan terdiri dari dua era atau dua fase; yaitu satu yang langsung mewujud setelah kewafatan beliau, di mana era Khilafat yang satu lagi, akan muncul kemudian setelah melalui periode rezime monarkisme atau kerajaan yang bersifat supresif, opresif dan kejam. Pada saat kewafatannya Yang Mulia Nabi Muhammad saw., lembaga Khilafat yang berliau saw. berkati itu langsung mewudjud sebagaimana yang dinubuwatkan, sebagai Khilafat Rasyidah, Khilafat yang mendapatkan petunjuk yang benar, rightly guided, sedangkan Khilafat beberkat yang mendapatkan petunjuk yang benar era yang kedua baru akan mewujud lagi dengan kemunculannya Nabi Isa Al-Masih akhir Zaman yang dijanjikan, yang adalah Pendiri dari Jama’at Ahmadiyah; inilah Khilafah Rasyidah fase yang kedua.


Khilafah Rasyidah fase pertama itu tidak berlangsung lama, yaitu kurang dari 30 tahun sejak diangkatnya Khalifah Abubakar Shiddiq (12 Rabi’ul Awwal tahun 11 H / 632M) sampai wafatnya Hadhrat Ali r.a. (17 Ramadhan 40 H atau tahun 661 M); ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad saw. riwayat At-Tirmidzi: Dari Sa’id bin Jamhan, ia berkata: “Telah mengkhabarkan kepadaku Safinah, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah saw.: “Khilafat pada umatku selama tiga puluh (30) tahun, kemudian kerajaan setelah itu”. Lalu berkata kepadaku Safinah: “Peganglah ke-khalifahan Abubakar, ‘Umar dan ‘Utsman”. Dan berkata pula kepadaku Safinah: “Peganglah ke-khalifahan Ali”. Berkata Saffinah: “Maka kami dapatkan Khalifah itu tiga puluh tahun lamanya”. Berkata Said: “Maka saya berkata kepada Safinah: “Sesungguhnya Bani ‘Umayyah mengaku Khilafat itu ada pada mereka”. Safinah berkata: “Berdusta-lah Bani Az-Zarqai, bahkan mereka itu raja dari seburuk-buruknya raja”.


Hadhrat Khalifatul Masih IV r.h. pernah berkata: `Kita pasti akan menghadapi berbagai perlawanan di masa depan, tidak ada keraguan mengenai hal itu sama sekali karena sudah menjadi takdir dari Jama’at bahwa kita semua akan menghadapi berbagai kesulitan untuk bisa menapaki tingkat-tingkat kemajuan. Adalah kesulitan-kesulitan tersebut yang akan menjadi pelengkap Jama’at sepanjang umurnya. Setelah perlawanan yang sekarang, akan ada lagi perlawanan yang lebih dahsyat dimana aku melihat bahwa masalahnya tidak lagi berkaitan dengan hanya satu atau dua pemerintahan saja. Banyak oknum dan pemerintahan kuat akan bergabung merencanakan pemusnahan Jama’at ini. Namun. tambah besar konspirasinya maka akan tambah besar pula tingkat kegagalan dan dipermalukannya mereka. Tetapi Jama’at Ahmadiyah tetap akan menapaki setingkat demi setingkat jenjang ke arah kemenangan. Tidak ada kekuatan dunia apa pun yang akan mampu merubah takdir ini dengan cara apa pun. Insya Allah.


Sesuai dengan janji Tuhan, diletakkan kembali fondasi bagi kebangkitan kembali Islam di akhir zaman adalah dengan melalui seorang mujadid Ilahi. Di mana Allah s.w.t. telah mengutus Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian sebagai Manifestasi Kedua, sebagai bayangan dan pengikut sejati dari sosok Yang Mulia Hadhrat Rasulullah s.a.w. dan menetapkannya sebagai Imam Mahdi dan Al-Masih Yang Dijanjikan, yang tujuan kedatangannya adalah untuk membangkitkan kembali Islam, menegakkan syariah dan menyelesaikan tugas penyebaran Islam sampai pada tahap kemenangannya. Semua para wali, orang-orang suci dan penafsir Alqur-aan sepakat berkaitan dengan ayat berikut ini: `Dia-lah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan agama yang benar supaya Dia memenangkannya atas agama-agama lain seluruhnya walau pun orang-orang musyrik tidak menyukai hal itu.', bahwa kemenangan Islam di atas semua agama lainnya, yang belum terlaksana secara tuntas di zamannya YM. Nabi Muhammad saw., di mana Nabi saw. sendiri telah menyemaikan benih Islam yang agung itu dan juga yang belum tuntas di masa Khilafah Rasyidah – Khilafat yang rightly guided – fase pertama yang berlangsung selama hanya 30 tahun itu, tetapi akan dimanifestasikan oleh-Nya dalam segala kecemerlangannya dalam masa Imam Zaman yang sekarang, di zaman Khilafah Rasyidah fase yang kedua ini.


Surat At-Taubah -9- ayat 32:



Huwal ladzii arsala rasuulahuu bil hudaa wa diinil haqqi li yuzh-hirahuu ‘alad diini kullihii wa lau karihal musyrikuun.



Dia-lah yang mengirimkan Rasul-Nya dengan petunjuk dan agama yang hak supaya Dia meng-unggulkannya (menjadikannya agama yang hak ini dominant) di atas semua agama, walaupun orang yang musyrik tidak menyukainya.




Jum’at, 08-08-08.

Tidak ada komentar: